SuaraJatim.id - Kematian Soeprayitno dengan tubuh penuh luka di Tanah Merah Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (10/5/2019) malam membuat geger warga. Belakangan, pria 60 tahun itu diketahui berprofesi sebagai jurnalis dari Suara Gegana Indonesia.
Dalam surat tugasnya, masa berlaku Soeprayitno sebagai jurnalis sudah selesai sampai 28 Februari 2019. Di surat tugas itu, Soeprayitno menjabat sebagai koordinator lapangan nasional.
Sementara dari KTP yang ditemukan warga, tertera Soeprayitno sebagai warga Sidotopo Wetan.
Jasad Soeprayitno ditemukan dengan kondisi tubuh penuh luka dan darah di sebuah bale di daerah Tanah Merah, Gang II, Kelurahan Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya.
Baca Juga: Tewas Penuh Luka Bacokan, Soeprayitno Ternyata Jurnalis
Pamit Bagi Takjil
Dari pengakuan sang istri, Djumaliha, terakhir kali ia bertemu Soeprayitno pamit keluar rumah untuk berbagi takjil.
"Bapak (Soeprayitno) saat itu pergi, sambil bawa takjil mau bagi-bagi katanya. Tapi kok lama enggak pulang-pulang, terus ada tetangga bilang, mi, umi, bojone sampean meninggal dibacok wong (ibu, suamimu meninggal dibacok orang). Saya sempat enggak percaya awalnya," ujar Djumaliha kepada Suara.com saat ditemui di Polsek Kenjeran, Jumat malam.
Djumaliha mengungkapkan, saat Pemilu 2019 berlangsung, Soeprayitno sempat bermasalah dengan salah satu calon legislatif atau caleg.
"Waktu ramai-ramai pemilu, bapak sempat punya masalah soal caleg, ngumpulin KTP dengan orang-orang terus diberi Rp 50 ribu per KTP. Karena belum dikasih sama caleg-nya, jadi saya yang lunasi ke orang-orang. Sampai Rp 2 juta, tapi sudah selesai," ungkap Djumaliha.
Baca Juga: Geger Soeprayitno Dibacok Usai Tarawih di Tanah Merah, Bersimbah Darah
Namun Djumaliha tak mengetahui secara pasti siapa nama dan sosok caleg yang bermasalah dengan Soeprayitno.
"Enggak tau siapa pastinya, saya akhirnya yang bayar ke orang-orang yang pernah dijanjikan sama bapak," katanya.
Dari keterangan warga lain, Sayyedi Muhammad (40). Ia mengaku sempat dari kejauhan Soeprayitno terlihat cekcok dengan dua orang.
"Lihat gerakannya (bahasa tubuh), pak Soeprayitno debat dengan dua orang, terus lari enggak tahu ke mana, kebetulan saya lagi sibuk juga. Untuk dua orang tersebut, saya enggak kenal," ungkap Sayyedi.
Sementara dari kepolisian, bahwa sebelum Soeprayitno ditemukan tewas mengenaskan, ada dua orang yang diduga pelaku. Keduanya berboncengan menggunakan sepeda motor jenis Honda Beat tampak masuk ke Jalan Tanah merah Gang I.
Tidak lama kemudian, kedua orang yang diduga pelaku itu keluar dari Jalan Tanah merah Gang I dan berhenti di depan Jalan Tanah merah Gang II. Di situ, seorang saksi melihat korban dan dua orang itu terlihat adu mulut.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Berkeliaran Waktu Sahur, Geng Motor Tebas Leher Pemuda saat Nongkrong
-
Saling Ejek di FB, Geng Motor Warlex Bunuh Anggotanya Membabi Buta
-
Rizki Jarinya Putus saat Asyik Nongkrong, Polisi Tangkap Pembacoknya
-
26 Tahun Berlalu, Jejak Pembunuhan Marsinah Pahlawan Buruh Masih Misteri
-
Romli, Pembunuh Ustaz Samsudin sempat Berteriak saat Berwudhu
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Gubernur Khofifah Dorong Tata Kelola Internasional Usai Tahura Raden Soerjo Cetak Rekor
-
Gubernur Khofifah Apresiasi KTH dan Penyuluh Kehutanan se-Jatim: NTE Tertinggi Nasional
-
Usai Wukuf, Gubernur Khofifah akan Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan
-
Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Kelola Sampah, Jatim Jadi Provinsi dengan Bank Sampah Terbanyak