Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Jum'at, 17 Mei 2019 | 13:50 WIB
ART korban penyiksaan majikan di Bali. (ist/Timesindonesia),

SuaraJatim.id - Aparat Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Bali sedang menangani kasus kekerasan yang telah menimpa Eka Febriyanti dan adik tirinya, Santi Yuni Astuti. Aksi kekerasan itu tak lain diduga dilakukan majikannya bernama Desak Made Wiratningsi selama kakak-adik itu bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART).

Dirkrimum Polda Bali Kombes Andi Fairan menyebut jika kedua ART kerap disiram air panas dan dibakar sang majikan.

"Santi dia juga korban dari majikannya, disiksa jika ada kesalahannya dan disiram air panas bahkan dibakar (korek api)," kata Andi seperti dilansir Timesindonesia.com--jaringan Suara.com, Jumat (17/5/2019).

Selain itu, Santi juga diperintah untuk melakukan penyiraman air panas kepada kakaknya oleh majikannya Desak Made Wiratningsih.

Baca Juga: Hercules Jalani Sidang Tuntutan Kasus Kekerasan dan Penyerobotan Lahan

"Dia (Santi) melakukan itu karena takut apabila dia tidak menyiram kakaknya dia juga akan disiram. Jadi melakukan itu di bawah ancaman atau tekanan. Sehingga dia melakukan itu," kata Andi.

Sementara dari keterangan Santi, sambil menangis, ia mengatakan dirinya setiap hari kerap disiksa oleh Desak Made Wiratningsih.

"Setiap hari saya dijambak, ditampar dan ditonjok pun saya pernah, diiket pun saya pernah dan disiram air panas," ucap Santi.

Santi juga menunjukkan bekas siraman air panas ditubuhnya, mulai dari punggung, tangan dan di lehernya.

"Iya ini (disiram air panas), sudah hilang karena sudah agak lama," ujarnya sambil terisak menangis.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Seksual, Bill Cosby Divonis 10 Tahun

Saat ini, kedua wanita malang yang ini masih dalam perlindungan pihak kepolisian Polda Bali.

"Kami jadikan dua korban, yang pertama korban Eka kita rawat di rumah Sakit Bhayangkara dan mendapatkan perlindungan sementara Polri. Sedangkan Santi sendiri juga sedang diadakan pengobatan tapi kita tidak rawat karena memang bekas-bekas luka disiram air (panas) dan kemudian dibakar masih ada di dalam tubuh korban," ujar Kombes Pol Andi Fairan.

Load More