Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 20 Agustus 2019 | 20:38 WIB
Stafsus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berbincang di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (20/8/2019). [Berita Jatim]

SuaraJatim.id - Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya mengunjungi Gedung Negara Grahadi menemui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Selasa (20/8/2019). Pertemuan tersebut dilakukan untuk mencari penyelesaian masalah yang terjadi di Malang dan Surabaya.

Disampaikan Lenis, untuk mengawali penyelesaian permasalahan yang terjadi, kedua pihak sepakat membuat program khusus berupa pembuatan asrama nusantara.

"Ada dua hal yang kita sampaikan tadi masalah untuk kasus ini, khususnya kita serahkan pada pihak yang berwajib. Masalah khusus kelanjutan untuk mahasiswa, kita akan bikin asrama nusantara, daerah-daerah kekhususan daerah tertinggal di Aceh, di Papua itu akan khusus untuk asrama Nusantara," ujarnya saat berada di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Selasa (20/8/2019) malam,

Selain itu, keberadaan asrama tersebut akan ada perlengkapan lainnya seperti PKL dan beberapa beasiswa.

Baca Juga: Buntut Asrama Papua, Wiranto: Sistem Pengiriman Mahasiswa Perlu Dibenahi

"Untuk kelengkapannya juga mendidik anak-anak di situ, PKL ada teknik-teknik khusus, beasiswa diatur, juga di situ kita kasih kartu nontunai. Berarti juga kita berikan kartu khusus, anak-anak bisa ambil barang dan kebanyakan namanya ATM juga, tinggal dengan masyarakat dan berbaur. Akhirnya mereka ada pengalaman-pengalaman yang bagus untuk dimiliki," imbuhnya.

Selain itu, ada magang, khususnya PNS dan honorer, sehingga perkembangan SDM bisa merata.

"Dimanapun sekolah dia harus balik, kedepannya bisa diatur, yang penting ke Bhinekaan Tunggal Ika dibangun, semua Provinsi kita bangun," ungkapnya.

Sementara Khofifah, menjelaskan bahwa yang terjadi di Jawa Timur ini adalah pembelajaran bagi keduanya.

"Ini sebagai bagian dari laboratorium kebhinekaan. Proses alkulturasi budaya itu, bisa berjalan secara alami, saling mengenali adat istiadat, budaya, pola pikir, pola sikap dari masing-masing budaya, kira-kira formatnya seperti itu," ungkap Khofifah.

Baca Juga: Kapolri Rapat dengan Wiranto, Jumlah Pasukan Keamanan di Papua Ditambah

Selain itu, Khofifah juga menjelaskan, akan membuka kerja sama lagi antarprovinsi, khususnya Jawa Timur dengan Papua dan Papua Barat.

"Hari ini tadi, kebetulan saya menerima plt dirjen otda, yang mendapat arahan dari pak mendagri untuk pertemuan Gubernur Papua, Gubernur Papua Barat, Gubernur Jawa Timur. Diarahkan oleh pak mendagri nanti, diarahkan di Jawa Timur dengan mengundang pak menkopolhukam, pak kapolri, dan pak mendagri," ujar Khofifah.

Khofifah mengemukakan dalam kelanjutan nantinya akan ada program Sister Provence antara tiga provinsi tersebut.

"Lha, dari diskusi kami, yakni pak plt padahal yang ingin kita gagas semacam sister provence, ini temen-temen cukup friendly, Jawa Timur dengan Papua, Jawa Timur dengan Papua Barat kita ingin lakukan telaah. Dengan dirjen otda, kira-kira, kalau kita ingin melakukan sister provence itu seperti apa. Sama-sama kita memajukan SDM kita, PNS misalnya, mereka bisa magang di sini, sampai dua-tiga tahun. Banyak hal yang mungkin, kaitannya dengan sama-sama," katanya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More