Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 28 September 2019 | 16:20 WIB
Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) bersama jajaran Polres Sumenep Salat Gaib atas meninggalnya mahasiswa di Kendari. [Suara.com / Moh Madani]

SuaraJatim.id - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Sumenep, Jawa Timur menggelar aksi solidaritas di area Mapolres Sumenep di Jalan Urip Sumoharjo pada Sabtu (28/09/2019).

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dan ungkapan belasungkawa atas meninggalnya Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Immawan Randi dan Laode Muhammad Yusuf Kardawi saat mengikuti aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Kota Kendari.

Salat Gaib yang dilaksanakan di tengah jalan raya ini tak hanya diikuti peserta aksi. Sejumlah aparat kepolisian yang sebelumnya siaga mengamankan jalannya aksi juga ikut bergabung.

Ketua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumenep Misbahul Umam menjelaskan aksi ini juga bertujuan mendoakan almarhum Randi dan Yusuf dengan menggelar Salat Gaib.

Baca Juga: Dua Mahasiswa UHO Tewas saat Demo di Kendari, PDIP: Usut Tuntas!

"Kami mendoakan semoga almarhum Randi diberikan tempat yang layak di sisi Tuhan. Semoga Allah memberikan hadiah yang lebih baik karena perjuangannya," katanya.

Umam mengapresiasi anggota kepolisian yang juga ikut dalam Salat Gaib yang digelar dalam aksi tersebut.

"Alhamdulillah semuanya ikut berpartisipasi dalam aksi solidaritas ini. Jadi tidak hanya kita yang berduka, tapi dari pihak kepolisian juga merasakan hal yang sama," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya tetap mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar tegas dalam mengusut insiden yang menewaskan Randi dan Yusuf.

"Jangan sampai ada alibi yang aneh-aneh dalam penanganan kasus ini. Karena kami tahu bagaimana kronologi di lapangan. Kasus ini harus segera terungkap dan pelakunya harus mendapat hukuman sesuai aturan yang berlaku," katanya.

Baca Juga: Dua Mahasiswa UHO Tewas saat Unjuk Rasa, Menristekdikti: Usut Tuntas

Selain itu, Umam menyampaikan ketidakpuasan terhadap keputusan Polri yang hanya memutasi Brigjen Irianto dari jabatan Kapolda Sultra menjadj Irwil III Itwasum Polri.

Load More