Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 13 Oktober 2019 | 04:55 WIB
Isi surat sesal siswa kelas II MI ke Gurunya karena lima hari tak masuk. [TIMES Indonesia]

SuaraJatim.id - Kejadian mengharukan yang dilakukan murid kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hasan, Kecamatan Grujugan Bondowoso kepada guru wali kelasnya semestinya menjadi contoh yang baik untuk ditiru.

Kisah tersebut bermula saat sang wali kelas, Linda Sulistiyowati (26) tidak masuk mengajar selama lima hari berturut-turut. Mungkin lantaran itu, para murid merasa bersalah dengan ketidakhadiran guru mereka pun berkirim surat kepada Linda.

Dalam surat tersebut para murid menyampaikan penyesalan dan rasa bersalah kepada sang guru yang tidak mengajar beberapa hari. Isi surat tersebut mengungkapkan permintaan maaf seperti ditulis muridnya.

Buk Linda, maafin kita semua karena udah nakal. Tapi kita akan berusaha untuk gak nakal lagi kok,” begitu di awal isi surat itu.

Baca Juga: Curhat Sulit Dapat Kerja, Surat dari Warga untuk Presiden Viral di Medsos

Pun dilanjutkan, “Buk Linda gimana pas gak hadiahnya. Semoga buk Linda suka sama hadiahnya. Amin ya robbal alamin!,” sambungnya.

Dalam surat tersebut mereka memohon agar suratnya dibaca hingga selesai.

“Buk linda harus baca surat ini sampai selesai Terima kasih ya buk Linda. Karna Buk Linda udah bimbing kita semua, sampai pintar dan cerdas!.”

Tak hanya menuliskan surat, para siswa yang berjumlah 20 tersebut pun urunan membelikan hadiah, berupa kaos kaki.

Kepada TIMES Indonesia-jaringan Suara.com, Linda mengaku bangga sekaligus terharu dengan yang dilakukan siswanya tersebut. Linda juga mengaku tidak bisa mengajar selama lima hari karena sakit.

Baca Juga: Sebelum Tewas Gantung Diri, Bocah SD Sempat Tulis Surat Pakai Bahasa Jawa

“Saya bangga. Bukan masalah hadiahnya. Saya bangga karena jiwa mereka, mental mereka betul-betul menunjukkan murid yang baik, dan sangat menghargai gurunya,” jelasnya seperti diberitakan Timesindonesia.co.id-jaringan Suara.com pada Sabtu (12/10/2019).

Linda berharap, sifat dan mentalitas yang ditunjukan para muridnya bisa terus tertanam dan berkembang di dalam jiwa mereka.

“Bayangkan. Tanpa disuruh, mereka meminta maaf. Padahal saya tak masuk bukan karena kesalahan mereka. Tapi karena sakit. Itulah jiwa ksatria,” katanya.

Guru Linda pun berkaca-kaca menerima perlakuan yang sangat mulai dari muridnya. Apalagi surat dan hadiah yang dikirim tersebut, hampir bersamaan dengan hari ulang tahunnya.

Load More