Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 05 Juni 2020 | 19:55 WIB
Jamaah Masjid Al Akbar Surabaya. (Suara.com/Dimas)

SuaraJatim.id - Setelah kurang lebih tiga bulan, kini beberapa masjid di Kota Surabaya mulai menyelenggarakan Salat Jumat dengan syarat menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Meski begitu, beberapa jemaah menyayangkan keputusan pemerintah yang sebelumnya mengimbau untuk meniadakan salat jemaah di masjid.

Seperti diungkapkan Suwandi, jemaah Salat Jumat di Masjid Al Akbar Surabaya. Dia menyayangkan, jika pemerintah melarang warganya untuk melakukan ibadah salat berjamaah. Bahkan, ia terheran-heran larangan tersebut didukung mayoritas ulama.

"Menurut saya pribadi, kalau adanya Covid-19 ini, bahwa pelarangan solat jemaah ini kok ya bisa tembus hingga ulama. Saya sampai heran itu, penyakit ini (Covid-19) seperti apa? Sampai orang-orang dibuat takut," ujarnya saat ditemui Jumat (5/6/2020).

Suwandi membandingkannya dengan pasar dan mal yang tidak diberlakukan pelarangan seperti halnya ibadah salat berjemaah.

Baca Juga: Ada JK, Jemaah Salat Jumat di Masjid Al Azhar Dibagikan Kantong Plastik

"Kalau ibadah sampai dilarang sebetulnya heran juga saya, pasar dan mall masih ramai pengunjung, kenapa ibadah dilarang," katanya.

Suwandi berharap, ibadah berjamaah bisa tetap berjalan, terutama dengan menjalankan protokol kesehatan yang berlaku di PSBB.

"Boleh berjemaah, tapi dengan jarak. Karena takutnya ada penyakit yang lagi ngetrend kali ini, enggak tau penyakit itu benar atau tidaknya itu, semuanya dari Yang Kuasa," ucapnya.

Ia mengaku, jika hari ini adalah Solat Jumat pertama Suwandi, setelah oleh pemerintah dilarang, akibat adanya Pandemi Corona.

"Ini solat Jumat pertama saya (setelah di imbau tidak solat Jumat) di Masjid Al Akbar, saya kebetulan lewat sini, sekalian jemaah di sini. Kalau saya tetap waspada, enggak tahu kapan kena penyakit. Tapi penyakit ini kan seganas apa? Saya sendiri enggak tahu," ungkap Suwandi.

Baca Juga: Sholat Jumat, Jamaah Masjid Al Akbar Surabaya Disemprot Disinfektan

Suwandi mengaku, jika dirinya lebih takut berdosa, karena meninggalkan ibadah. Terlebih lagi karena adanya Covid 19.

"Saya lebih takut dosa dari pada Covid-19. Tapi Covid ini mengajari untuk tetap bersih, tapi bersih itu bukan hanya bersih di luar lho, kebersihan itu sangat dalam, Covid ini hanya lantaran saja kan. Intinya tetap menjaga aturan, seperti protokol kesehatan aja," ujarnya.

Tak berbeda jauh dengan Suwandi, Arifin (59), berkeinginan sebaiknya Masjid Al Akbar Surabaya Tetap mengadakan ibadah Salat Jumat. Karena menurutnya, ada yang kurang dalam hidupnya kalau tidak mengerjakan Salat Jumat.

"Baik aja, kalau memang ini peraturan yang harus diterapkan, tapi kalau enggak Salat Jumat itu, seperti ada yang kurang. Masak di pasar-pasar kerumunan boleh, tapi di masjid enggak boleh. Kalau bisa boleh melakukan berjemaah, kan ibadah."

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More