SuaraJatim.id - Belum kelar pandemi yang disebabkan oleh virus corona penyebab Covid-19, kini China kembali menemukan virus flu babi G4 yang menurut para peneliti bisa menular dari hewan ke manusia namun belum ada bukti bisa menular antarmanusia.
Kementerian Kesehatan melalui webinar bersama media, Kamis (9/7/2020), menegaskan bahwa virus flu babi G4 yang menyerang sistem pernapasan manusia ini belum masuk ke Indonesia. Meski begitu, Kemenkes meminta masyarakat tetap waspada mengingat jumlah peternakan babi di beberapa provinsi cukup banyak.
"Belum terlapor ada virus (di Indonesia) baik di babi juga manusia," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam webinar bersama media, Kamis (9/7/2020).
Nadia menyampaikan, ada sekitar 7 juta peternakan babi yang tercatat di Kementerian Pertanian. Beberapa peternakan besar tersebar di sekitar enam provinsi. Nusa Tenggara Timur jadi provinsi terbanyak dengan jumlah 2,5 juta ekor babi.
Baca Juga: Ahli Virus Thailand: Flu Babi Jenis Baru Bukan Ancaman Langsung
Tetapi diyakini, jumlah tersebut bisa saja lebih banyak. Karena di sejumlah daerah tertentu masyarakat juga beternak babi sendiri.
"Kita tahu babi dipelihara dan diternakkan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Ini mungkin agak sulit untuk mendata berapa jumlah babi yang diternakkan masyarakat," katanya.
Nadia juga menyampaikan, masyarakat harus menjaga kebersihan ternak babi sebagai upaya pencegahan virus G4 EA H1N1 tersebut. Meski sumber virus berasal dari China, tetapi ada baiknya tidak perlu menunggu impor kasus masuk ke Indonesia.
"Saya tidak bisa menegaskan potensi virus akan seberapa cepat di Indonesia. Artinya saat ini kita lihat update di China. Tapi bukan berarti menunggu tidak melakukan apa pun," ujarnya.
Prinsipnya, lanjut Nadia, pencegahan flu babi hampir mirip dengan Covid-19. Lantaran virus sama-sama menyerang sistem pernapasan manusia.
Baca Juga: Kementerian Kesehatan Waspadai Flu Babi G4 Masuk ke Indonesia
Terutama bagi masyarakat yang memiliki peternakan babi atau berada di lingkungan tersebut, sebaiknya menghindari kontak langsung dengan babi yang sakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Khofifah Siapkan Tim Khusus untuk Kawal Suara di TPS
-
Jelang Coblosan, Tri Rismaharini Dapat Pesan dari Ponpes Sunan Derajat
-
Heboh! Viral Detik-detik Penculikan Anak di Blitar: Korban Dibujuk Beli Jajan
-
KPU Jatim: EVP Ruang untuk Bertukar Pengalaman Mengenai Pemilu
-
Tidak Netral, Kades di Situbondo Divonis 3 Bulan Penjara dengan Percobaan