Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 13 Agustus 2020 | 16:27 WIB
Anna istri dari Robby ABK kapal yang hilang, bersama bayinya ia mencari kejelasan keberadaan suaminya. (Suara.com/Amin Alamsyah)

SuaraJatim.id - Tangis masih terlihat di wajah Achqirul Jaya Fatriana Ahmad atau Anna istri dari Robby Dwi Premadi yang merupakan anak buah kapal (ABK) TB Immanuuel WGSR 3. Sembari mengendong bayinya berusia 1 tahun itu, ia mencari kejelasan keberadaan suaminya yang hilang saat berlayar dari Gresik menuju Larantuka.

Pasalnya, kapal dengan membawa 12 crew awak kapal tersebut dikabarkan tenggelam di perairan Bima Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dua orang dinyatakan selamat, 10 orang dinyatakan hilang. Satu di antara yang hilang merupakan Robby Dwi Premdi, suami dari Anna.

“Saya yakin suamiku masih hidup. Tolong dicari, kalaupun mati dimana jasadnya,” kata Anna kepada SuaraJatim.id saat mendatangi kantor perusahaan kapal PT Gilang Samudra Raya (GSR) di Kecamatan Kebomas Kamis (13/8/2020).

Baca Juga: Keluarga Korban Kapal Hilang di Laut Bima Minta Perusahaan Tanggung Jawab

Anna tidak menyangka kisahnya harus berpisah kepada suaminya. Padahal dua sejoli yang menikah pada setahun lalu itu sudah berjanji akan mmebesarkan buah hatinya.

Namun harapan itu kandas, 20 Juli 2020 lalu, ternyata menjadi hari terakhir mereka berdua bertemu.

Sang suami pamit akan berlayar selama 15 hari hingga lebih. Dengan tujuan Larantuka, Flores Timur. Semula warga Tanjung Sari, Surabaya itu tidak menaruh kekhawatiran.

Karena, walaupun sang saumi di laut masih bisa berhubungan melalui seluler.

Baca Juga: Kapal Tongkang Gresik Hilang di Perairan Bima, 10 Orang Belum Ditemukan

“Tidak terbesit apa-apa saat terakhir ketemu. Cuman perlayaran kali ini agak berbeda, biasanya hanya 10 hari, kini 15 hari,” tuturnya.

Sampai akhirnya pada tanggal 30 Juli 2020, Anna gelisah karena sang suami tidak bisa lagi dihubungi. Namun perasaan buruk yang menimpa suami ia tepis.

Barangkali ayah dari Annasya Saila Nautica itu masih berada di tengah laut yang kondisinya susah sinyal.

“Saya masih positif aja, mungkin susah sinyal jadi tidak bisa membalas. Tapi lama-lama kok saya mulai khawatir,” bebernya sembari mengendong bayinya berusia satu tahun.

Sampai akhirnya, kabar mengejutkan itu datang. Ia seperti tersambar petir.

Sebuah kabar dari grop FB di media sosial memberitakan kapal TB Immanuuel WGSR 3 yang membawa tongkang hilang.

Laporan itu sangat jelas, ada nama suaminya di dalam deretan daftar korban kapal hilang di perairan Bima.

“Itu tanggal 10 Agustus saya dapat kabar dari FB. Rasanya tidak karuan, saya tidak tahu harus bagaimana. Sedih sekali apalagi saya masih punya anak kecil,” jelasnya.

Kendati demikian ia masih meyakini jika suaminya itu masih hidup. Harapan itu ia tanamkan agar rasa sedih tidak kembali muncul.

Saat ini Anna hanya bisa berdo’a agar keselamatan masih menyertai Robby suaminya. Permintaan itu ditanamkan agar anaknya tidak menjadi yatim.

Sementara itu, Amel salah satu keluarga korban mengaku kecewa atas sikap perusahaan yang tidak kooperatif.

Pasalnya berita hilangnya sepuluh crew awak kapal itu tidak didapatkan dari perusahaan. Melainkan dari grop WA dan media sosial.

Bahkan dirinya mengaku mendesak perusahaan agar berkirim surat ke Basarnas Makasar.

Agar proses pencairan kembali digelar. Pasalnya Basarnas sempat melakukan pencairan namun dihentikan karena dua crew sudah terselamatkan. Namun 10 crew lainnya kini masih hilang bersama kapal yang ditumpangi.

“Kami minta pertanggungjawabannya. Minimal pencairan kembali digelar agar keluarga tahu kondisinya,” kata Amel.

Adapun perlu diketahui, 10 crew kapal yang hilang di laut itu. Antara lain, Rustam Efendi (Nahkoda), Robby Dwi Premadi (Mualim 1), Ahmad Mahfutson (mualim 2), Ahmad Efendi (KKM), Denis Taditya Ermandra (Masinis II), Bayu Santoso (masinis III), Arief Damar Jumanto (Juru mudi), Rahmad Hermawan ( juru mudi), Sahir Juana (Juru mudi) dan Medy Yosua K Sllay (juru masak).

Kontributor : Amin Alamsyah

Load More