
SuaraJatim.id - Satu lagi tenaga kesehatan gugur di Surabaya akibat Covid-19. Kabar duka tersebut datang dari seorang dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), Prof dr Boediwarsono Sp. PD K-HOM.
Ketua Ikatan Dokter Indoneisa (IDI) Surabaya, dr Brahmana mengatakan bahwa meninggalnya dr Boediwarsono selain karena Covid-19 juga memiliki penyakit sertaan alias komorbid.
"Selain positif Covid-19 juga memiliki komorbid. Beliau wafat di usianya yang ke 75 tahun," kata Brahmana, Minggu (6/9/2020).
Brahmana mengungkapkan, Boediwarsono diketahui sudah menjalani perawatan sejak 25 Agustus lalu. Awalnya ia mendapatkan perawatan di ruang isolasi biasa.
Baca Juga: Dokter COVID-19 di Surabaya Kesal Cuma Kasih Makan Telur dan Wedang Jahe
"Sejak 25 Agustus dirawat di RS Darmo Surabaya, sudah dua minggu dirawat di ruang isolasi biasa. Tapi kemudian memburuk dan akhirnya dipindahkan ke ICU menggunakan ventilator," ungkapnya.
Dijelaskan dia, sebagai dokter spesialis penyakit dalam, Boediwarsono hanya berpraktik di RS Darmo dan sejumlah tempat lainnya. Meski tak langsung menangani pasien Covid-19 ia bisa saja terpapar lantaran sebagai dokter memang memiliki risiko tinggi untuk tertular.
"Beliau masih praktik aktif sebagai dokter penyakit dalam, salah satunya di RS Darmo. Tapi tidak langsung bertugas di ruang isolasi Covid-19. Tapi namanya dokter semua paparan bisa dapat dari mana saja, tidak melulu di ruang isolasi," ujar Brahmana.
Boediwarsono, lanjutnya, merupakan sosok dokter yang memiliki dedikasi luar biasa. Di usianya yang tak lagi muda, mendiang sudah menelurkan ribuan murid di seluruh Indonesia.
"Beliau Guru Besar yang sangat luar biasa, beliau sangat telaten kalau ngajar murid-muridnya, beliau mudah memberikan pemahaman ke murid-muridnya, beliau itu dokter yang sangat luar biasa, sudah menelurkan muridnya di seluruh Indonesia," katanya.
Baca Juga: Kisah Dokter COVID-19 Lebaran di Rumah Sakit, Jadi Cerita Paling Suram
Gugurnya Boediwarsono diharapkan sebagai kejadian yang terakhir kalinya. IDi Surabaya juga menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Guru Besar Unair tersebut.
"IDI Surabaya kembali kehilangan salah satu dokter terbaik, mudah-mudahan yang terkahir, tidak ada lagi korban dokter yang sampai meninggal," pungkasnya.
Kontributor : Arry Saputra
Berita Terkait
-
Orang Kekurangan VItamin D Lebih Berisiko Terkena Covid-19
-
Pandemi Covid-19, Paus Fransiskus: Beri Waktu Bumi Beristirahat
-
6 September: Pasien Positif Covid-19 di RSD Wisma Atlet Jadi 1.619 Orang
-
WHO Tak Rekomendasikan Vaksin Covid-19 yang Belum Jelas Keamanannya
-
Bisakah Protokol Kesehatan Covid-19 Melindungi Tubuh dari Flu Biasa?
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Motor Bebek Bekas Rp3 Jutaan, Terkenal Handal di Segala Medan
-
3 Sosok Perempuan di Karier Jay Idzes Pemain Berbandrol Rp130 M
-
Menperin Sebut Perang Iran-Israel Bisa Bikin Industri Dalam Negeri Kocar-kacir
-
Skuad Timnas Indonesia U-23 Dianggap Janggal, Media Vietnam Sorot Gerald Vanenburg
-
Rekomendasi 7 Motor Matic Bekas Murah Rp3 Jutaan, Performa Tangguh buat Aktivitas Harian
Terkini
-
Dukung UNAIR sebagai Rumah Intelektual dan Tingkatkan Employability
-
Tambah Ringan Bayar Cicilan Motor! Klaim Saldo DANA Kaget Sekarang, Gratis Tanpa Syarat
-
Awal Pekan Dapat Cuan? DANA Kaget Hadir Bagi-bagi Saldo, Siapa Cepat Dia Dapat!
-
Gubernur Khofifah Salurkan Bantuan Rp6,37 M: Perkuat Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
-
Jangan Kedip! 5 Link Saldo DANA Kaget Total Rp549.000 Siap Disambar, Rebutan Sekarang Juga!