SuaraJatim.id - Penelusuran kotan merupakan elemen penting dalam penanganan pandemi Covid-19. Simak alasannya berikut ini.
Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan, ada alasan khusus mengapa penelurusan kontak wajib dilakukan ketika negara terserang pandemi.
"Covid-19 adalah penyakit yang sangat cepat menular. Kalau misalnya penularan terus terjadi, yang tertular tidak tahu, bisa meningkatkan angka yang terinfeksi tinggi sekali," tutur Dewi, dalam konferensi pers di Graha BNPB, Rabu (2/12/2020).
Pemeriksaan alias tes Covid-19 dilakukan agar orang yang tertular Covid-19 bisa berobat dan mencegah kematian. Setelah itu, tindak lanjut seperti isolasi mandiri diperlukan agar pasien tidak menularkan penyakit ke orang lain di sekitarnya.
Baca Juga: Asosiasi Pasar Rakyat Indonesia Bagi-bagi Ribuan Masker ke Pedagang
Dewi mengatakan tantangan utama penelurusan kontak adalah terbatasnya waktu, tenaga, dan sumber daya.
Apalagi, persentase orang yang memiliki hasil tes positif Covid-19 dibandingkan jumlah orang yang diperiksa alias positivity rate di Indonesia terus meningkat. Per November 2020, angkanya 13,55 persen, turun dari bulan sebelumnya.
"Di bulan Oktober ini cenderung turun di angka 14,26 persen, kemudian di bulan November ini turun di angkat 13,55 persen, sedikit turun dibandingkan bulan Oktober," kata Dewi dari Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (2/12/2020).
Meski positivity rate turun, angka kasus positif corona meningkat bahkan memecahkan rekor penambahan kasus harian tertinggi pada pekan ketiga dan keempat November.
Menurut Dewi, hal ini disebabkan efek libur panjang akhir Oktober sampai awal November yang baru terlihat dampaknya pada dua pekan setelahnya.
Baca Juga: Apakah Vaksin Covid-19 Akan Memberikan Kekebalan Instan? Ini Kata Pakar!
"Pekan pertama dan kedua setelah libur panjang, positivity ratenya turun, pekan ketiga dia langsung naik, ini berarti ada sesuatu di pekan ketiga setelah libur panjang positivity rate kita naik, laju penularan meningkat di masyarakat," ucapnya.
Berita Terkait
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
-
Kronologi Dewi Soekarno Didenda Pengadilan Jepang Rp3 Miliar Gegara Pecat Karyawan
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
Terkini
-
Pendaftaran Tanah Elektronik: Khofifah Dorong Notaris & PPAT Jatim Lebih Efisien!
-
Berikut Ini Kisah Sukses Bening by Helena Bersama BRI
-
Gubernur Khofifah Komitmen Bangun Moderasi Beragama Diajarkan Sejak Dini, Jaga Sinergi dengan BNPT
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney