SuaraJatim.id - Pilu nian nasib Muhammad Bakri. Balita 2,5 tahun asal Kota Probolinggo Jawa Timur itu mengalami kelumpuhan otak (celebral palcy) dan epilepsi.
Bakri anak pasangan Syamsul Arifin (35) dan Khoiriyah (25), warga Jalan Mawar RT 04/RW 01 Kelurahan Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.
Dua bulan lagi, Maret 2021, Bakri akan berusia genap tiga tahun. Namun sampai sekarang kondisi Bakri tidak kunjung membaik. Ia hanya bisa berbaring di ranjang atau bersandar pada pangkuan ibunya.
Sejak mengalami sakit panas dan kejang pada usia enam bulan, balita itu sering masuk-keluar rumah sakit.
Baca Juga: Vaksinasi Serentak Kabupaten Probolinggo 1 Februari
Bakri pun divonis menderita penyakit Celebral Palsy atau lumpuh otak yang mengganggu perkembangan otaknya. Selain Celebral Palsy Bakri juga mengidap epilepsi.
"Dulu pernah sakit panas dan kejang, sebulan masuk rumah sakit. Terus di rekam otak atau EEG (Elektroensefalogram-red), katanya Celebral Palsy sama epilepsi," ungkap Khoiriyah, seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring suara.com, Selasa (26/01/2021).
Ayah Bakri bekerja di bengkel sedangkan ibunya berhenti bekerja di pabrik garmen untuk bisa merawat anak semata wayangnya itu. Anak pertama pasutri itu telah meninggal saat lahir prematur
Menurut Khoiriyah, Sejauh ini pengobatan Bakri hanya mengandalkan fisioterapi di Puskesmas Ketapang. Terapi itu dilakukan tiga kali dalam satu pekan.
"Dulu kontrol terapi seminggu tiga kali. Tapi sudah satu tahunan tidak terapi lagi," katanya.
Baca Juga: Wali Kota Probolinggo Ajak Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen
Karena keterbatasan biaya, kedua orang tua Bakri kini hanya mengandalkan pengobatan alternatif.
Sementara bantuan dari pemerintah setempat, dikatakan Khoiriyah hanya datang dari Dinas Sosial (Dinsos) berupa diapers (popok modern) dan susu formula.
"Pernah dapat bantuan dari Dinsos, dikasih pampers 2 dan susu 4 kotak. Itu cuma satu kali," kata Khoiriyah.
Senada, seorang tetangga tak jauh dari rumah balita tersebut, Rahmad mengatakan belum ada bantuan untuk pengobatan Bakri.
"Ga ada ini mas, kalau tetangga ya bantu pas anak itu nangis tengah malam. Tetangga keluar semua untuk menenangkan," ujarnya.
Khoiriyah menceritakan selain pernah mengalami sakit panas dan kejang, ia pernah terjatuh di tempat kerjanya saat sedang hamil Bakri.
Keluarga Muhammad Bakri berharap ada bantuan dari pihak manapun untuk biaya pengobatan anaknya.
"Saya berharap Dinkes datang ke sini melihat kondisi anak saya," pungkas Khoiriyah.
Berita Terkait
-
Vaksinasi Serentak Kabupaten Probolinggo 1 Februari
-
Wali Kota Probolinggo Ajak Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen
-
Ketua Komisi 2 DPRD Kota Probolinggo Terpapar Covid-19
-
Ambil Paksa Jenazah Covid-19, Belasan Warga Menyerahkan Diri ke Polisi
-
Satgas Bakal Tes Swab Warga Ambil Paksa Jenazah Covid-19 di Probolinggo
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
12 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta Bukan Innova, Kabin Lapang Muat Banyak Keluarga
-
3 Rekomendasi HP Murah Terbaik 2025: Harga Mulai Rp 300 Ribuan, RAM 6 GB dan Cocok untuk Pelajar!
-
7 Rekomendasi Hybrid Sunscreen SPF 50, Tangkis Sinar UV Cegah Penuaan Dini
-
Daftar 7 Mobil Bekas Murah Semewah Alphard, Harga Mulai Rp 60 Jutaan dan Nyaman Buat Keluarga!
-
Timnas Indonesia Perlahan Lupakan Warisan STY, Kluivert Akhiri Debat Asing vs Local Pride
Terkini
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan
-
Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Kelola Sampah, Jatim Jadi Provinsi dengan Bank Sampah Terbanyak
-
Gubernur Khofifah Ibadah Haji: Tata Kelola Masjidil Haram Tahun Ini Sangat Bagus
-
3229 Koperasi Merah Putih Jatim Disahkan, Tertinggi Nasional, Gubernur Khofifah: Optimis Segera 100%
-
DPRD Jatim Soroti Program Penanganan Kemiskinan Hingga Pengangguran