SuaraJatim.id - Perjuangan bangsa Indonesia merdeka dari penjajah tidak lepas dari masjid. Termasuk pergerakan aktivis kemerdekaan di Surabaya.
Adalah Masjid Peneleh atau Masjid Jami Peneleh. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Surabaya. Masjid ini bisa dikatakan sebagai bagian dari perjalanan bangsa.
Masjid ini lokasinya dengan rumah Hos Tjokroaminoto, salah satu pendiri Sarekat Islam (SI), organisasi perlawanan terhadap dominasi penjajah Belanda pada masa itu.
Dijelaskan Ketua takmir Masjid Jami Peneleh, Sofyan, Masjid Peneleh ini tak lepas dari perjalanan bangsa Indonesia karena letaknya dekat dengan rumah Tjokroaminoto.
Masjid ini didirikan pada 1400-an silam. Rumah Tjokroaminoto ini berada di samping gang masjid tersebut. Bahkan ada yang menyebut kalau Masjid Peneleh ini lebih tua dari Masjid Ampel.
"Masjid ini lebih tua daripada Ampel. Itu dulunya kedukuhan, desa," ujar Sofyan, dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Minggu (18/04/2021).
Sofyan mengatakan, dulu sebelum Raden Rahmat atau yang biasa dikenal dengan Sunan Ampel mendirikan Masjid Ampel, Sunan Ampel terlebih dahulu mendirikan masjid di Kembang Kuning Surabaya.
Kemudian mendirikan Masjid di Peneleh dan yang terakhir di Ampel. Jadi, Masjid Peneleh ini merupakan salah satu masjid yang juga dibangun oleh Sunan Ampel.
"Sebelum Raden Rahmatullah ke sana (Ampel) di sini dulu. Di sini dulu sudah ada kehidupan. Beliau tahu di sini ada komunitas muslim. Ada komunitas Hindu, animisme, dinamisme. Ada prasasti Mbah Cempo," katanya.
Masjid Peneleh dibangun sekitar tahun 1400-an. Namun Sofyan menegaskan ia tidak memiliki literatur tentang sejarah masjid Peneleh.
Baca Juga: Berikut Hasil Pantauan KPPU Terkait Bahan Pokok Saat Ramadhan
Meski usianya lebih lama dari Masjid Ampel, Masjid Ampel lebih banyak dikenal orang ketimbang Masjid Peneleh. Penyebabnya karena di Ampel terdapat makam Sunan Ampel.
Lebih jauh Sofyan menjelaskan, Masjid Peneleh menjadi bagian dari perjuangan bangsa Indonesia. Masjid tersebut bahkan menjadi tempat diskusi perjuangan.
"Tempat diskusi perjuangan, terutama kaum Nahdliyyin, NU. Di sini pusat pengamanan dan pergolakan santri," terangnya.
Tokoh NU yang menjadi bagian dari Masjid Peneleh adalah KH Thohir, KH Dahlan Basyuni, kyai Zahir Ghufron dan tokoh-tokoh lain.
Sofyan mengatakan bahwa sekitar tahun 1984 Masjid Peneleh memiliki 2 lantai. Lantai 2 digunakan untuk pesantren. Uniknya, di luar masjid memiliki sebuah alat bernama Bentjet, yang merupakan sebuah alat jam matahari mirip kompas, kegunaannya untuk melihat waktu sholat.
Berita Terkait
-
Berikut Hasil Pantauan KPPU Terkait Bahan Pokok Saat Ramadhan
-
Subhanallah! Anggota Banser Jombang Meninggal Saat Jadi Imam Salat Tarawih
-
Pasien Covid-19 Boleh Puasa, Simak Kondisi Khusus dan Penjelasannya
-
Dzikir Jamaah Suluk pada Bulan Suci Ramadhan
-
Cerita Pegawai Muslim di Gereja Santo Laurensius Tangsel di Tengah Ramadhan
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Efek Sri Mulyani Bikin IHSG Anjlok 1,28 Persen, Kadin Jatim: Kepercayaan Investor Harus Dijaga!
-
Khofifah Ingatkan ASN Hati-hati Berucap dan Berinteraksi Digital
-
BRI Perkuat Layanan Digital, Volume Transaksi Merchant Sentuh Rp105,5 Triliun Sepanjang 2025
-
Terkuak Motif Alvi Maulana Mutilasi Pacar Jadi 66 Bagian, Sakit Hati Berujung Aksi Sadis
-
Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Maknai Hari Literasi Internasional: Saring Sebelum Sharing