Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 20 Juni 2021 | 22:24 WIB
Anggota DPRD Jatim H Mohammad Nasih Aschal atau Ra Nasih ketika berkeliling menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan. [Foto: Helmi for TIMES Indonesia]

SuaraJatim.id - Lonjakan Covid-19 di Bangkalan Madura hingga mengakibatkan status zona merah disorot DPRD Jatim. Sejumlah legislator bahkan turun tangan menyosialisasikan pentingnya disiplin protokol kesehatan (prokes).

Beberapa anggota DPRD Jatim H Mohammad Nasih Aschal atau Ra Nasih berkeliling menumpangi pikap sembari menyerukan tentang protokol kesehatan menggunakan alat pengeras suara. Turut serta anggota DPR RI Fraksi Demokrat H Hasani bin Zuber beserta anggota DPRD Jatim lainnya, Mahfudz Fraksi PDI Perjuangan, Abdul Halim Fraksi Gerindra, Mathur Husairi Fraksi KBN dan Ketua KONI Bangkalan Fauzan Jakfar.

Selain itu, mereka juga membagikan masker di wilayah yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19, yakni Kecamatan Kota Bangkalan, Geger, Arosbaya, dan Kecamatan Klampis.

 "Kita lihat dari awal bulan atau dari sejak terjadi lonjakan termasuk mulai diberlakukannya penyekatan di Jembatan Suramadu angka kematian akibat Covid-19 tidak berkurang justru terus bertambah," ungkap Ra Nasih dikutip dari timesindonesia.co.id --jejaring media suara.com, Minggu (20/6/2021).

Baca Juga: Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito Positif Corona Sepulang dari Kudus dan Bangkalan

Ra Nasih melanjutkan, pemerintah daerah, pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat harus lebih serius dalam menyikapi kasus lonjakan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan.

Berdasar data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan mencatat korban meninggal akibat terpapar Covid-19 hingga saat ini mencapai 285 orang atau 9,97 persen. Sedangkan jumlah total pasien terkonfirmasi positif sebanyak 2.858.

"Jadi penanganan persoalan Covid-19 ini harus dilakukan mulai dari hulu baru kemudian kita berbicara hilir," ujarnya.

Ra Nasih mengungkapkan, penanganan dari hulu dilakukan dengan testing, tracing dan treatment atau 3T. Akan tetapi yang menjadi permasalahan proses itu belum maksimal termasuk penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro.

"Jika proses 3T dan PPKM mikro berjalan efektif kita bisa mengurai persoalan-persoalan kasus Covid-19 dari hulu sampai hilir. Terutama angka kematian yang terus bertambah," jelasnya.

Baca Juga: Tinjau Bangkalan Bareng Panglima TNI, Kapolri Paparkan Langkah Penanganan Covid-19

Sebenarnya, kata Ra Nasih, untuk menghambat laju penyebaran Covid-19 bukan hanya dengan melakukan penyekatan dan test swab di akses Jembatan Suramadu. Sebab, hal itu justru menyebabkan kerumunan dan menimbulkan masalah baru.

"Seharusnya fokus pada titik-titik yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 karena sudah jelas pasien yang terkonfirmasi dan yang meninggal ada di sana," terangnya.

Ra Nasih mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu melakukan upaya semaksimal mungkin bagaimana mengakhiri lonjakan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan.

Dia juga berharap langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah, pemerintah provinsi, hingga pusat harus benar-benar strategis dan membuahkan hasil sehingga ketidakpercayaan masyarakat terhadap upaya pemerintah dapat diminimalisir.

"Persoalan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah provinsi, dan pusat bukan sekadar hadir namun mampu mengurai segala persoalan," tandas Anggota DPRD Jatim, Ra Nasih.

Load More