SuaraJatim.id - Kasus perusakan makam non-muslim di Mojo Pasar Kliwon, Kota Solo, akhirnya terkuak. Perusaknya sejumlah bocah bau kencur. Lebih mengejutkan lagi, diduga anak-anak di bawah umur itu diperintah oleh guru ngajinya.
Hal ini terungkap dari penjelasan Kepolisian Sektor Pasar Kliwon yang sudah bergerak menyelidiki kasus ini. Polisi sedang intens menggali keterangan dari keluarga wali anak-anak perusak makam tersebut. Apa motif dari aksi vandalisme itu.
Dijelaskan Kapolsek Pasar Kliwon Solo, Iptu Prevoost, polisi telah melakukan mediasi antara pihak yang dirugikan dengan pelaku serta orang tua perusak makam. Kapolsek menyebutkan mediasi dihadiri tokoh masyarakat setempat dan mencapai titik temu kedua belah pihak.
"Tapi kepolisian tetap sesuai prosedur, kita kan periksa penyelidan kasus ini. Karena ini melibatkan anak di bawah umur, kita akan periksa ortu wali dan pengajar tempat anak-anak ini belajar," kata Iptu Prevoost, dikutip dari hops.id, jejaring media Suara.com, Selasa (22/06/2021).
Baca Juga: Pelajar SD Rusak Makam Non Muslim, SETARA: Kelompok Konservatif Tengah Sasar Anak-Anak
Kapolsek belum mengetahui apakah perusakan makam ini adalah perintah dari pengajar ngaji sekolah informal atau spontanitas. Polisi masih mendalami motifnya.
"Saat ini masih proses. Kami kepolisian melaksanakan mediasi, dan sudah menemukan kesepakatan dilakukan ganti rugi, namun tetap pemeriksaan untuk proses lebih lanjut," ujar Kapolsek spontan saat ditanya apakah perusakan itu perintah guru ngajinya.
Iptu Prevoost mengatakan pula meski sudah sepakat mediasi, namun pemeriksaan proses lebih lanjut bakal dilakukan. Nah mengenai nasib ke depan sekolah informal yang dimaksud, polisi sih berpegang pada ketentuan dalam Surat Edaran Wali Kota Surakarta.
"Sesuai SE Walkot belajar mengajar tatap muka belum boleh, maka dihentikan sementara karena tatap muka enggak boleh, apalagi situasi kondisi tempat sangat sempit dan padat," ujar Kapolsek.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka emosi atas kasus perusakan makam di Mojo Pasar Kliwon. Makin marah Gibran setelah tahu yang rusak makam ternyata adalah anak-anak. Gibran nggak peduli, ingin anak-anak dihukum karena merusak makam salib digeser dan lainnya.
Baca Juga: Kasus Perusakan Makam di Solo, Gibran: Kasus Diserahkan Kapolres, Sekolah Wajib Ditutup!
Selain itu, putra Jokowi ini minta sekolah informal tempat anak-anak belajar itu ditutup saja. Sebab sudah tindakan anak-anak itu sudah kelewatan banget.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Monolog Gibran Dibela Wamensesneg: Pekerjaan Pejabat Itu Ya Bicara
-
Setneg Beberkan Alasan Soal Unggahan Video Monolog Gibran di YouTube: Agar Tak Bias
-
Politisi PDIP Andi Widjajanto Soal Usulan Ganti Wapres: Ada Dua Kemungkinan
-
Monolog Gibran 'Giliran Kita' Dikritik Pedas: Anak Muda Cuma Jadi Alat Politik Elit!
-
Kota Solo Meminta Jadi Daerah Istimewa, Begini Pendapat Ganjar Pranowo
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jordi Amat
- Sosok Pengacara Paula Verhoeven, Adabnya di Podcast Jadi Perbincangan
- Mobil Bekas Eropa Murah di Bawah Rp50 Juta, Ini Rekomendasinya Lengkap dengan Spesifikasi dan Pajak
- Daftar Kode Redeem FF Token SG2 Terbaru, Lengkap Sepanjang April 2025
- 12 Potret Rumah Mewah Luna Maya: Usung Modern Tropis, Pakai Listrik 33 Ribu Watt
Pilihan
-
20 Fakta Liverpool Juara Liga Inggris: Arne Slot Meneer Pertama
-
Momen Langka! Pemain Keturunan Maluku Jewer Kapten Timnas Indonesia di Serie A
-
Hasil BRI Liga 1: Gol Sho Yamamoto Bawa Persis Solo Jungkalkan Persita
-
7 Rekomendasi Produk Make Up Lokal BPOM, Murah dengan Kualitas Terbaik
-
Siswa Nakal Jabar 'Disekolahkan' di Barak Militer, Program Mulai Digelar Mei 2025!
Terkini
-
Kumpulan Saldo DANA Kaget Terbaru 27 April 2025, Lumayan untuk Jajan Promo JSM Alfamart
-
Heboh Ancaman Bom di Polres Pacitan, Begini Kronologinya
-
Stafsus Yovie Widianto Dorong Kemajuan Ekraf di Jawa Timur
-
UMKM Naik Kelas, BRI Salurkan KUR untuk Ekonomi Kerakyatan Dengan Nilai Mencapai Rp42,23 T
-
Gubernur Khofifah Komitmen Kawal Program Pemerintah Pusat: Jatim Provinsi Pertama Gelar Retreat