Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 21 Juli 2021 | 13:11 WIB
Anak-anak terdampak Covid-19 yang mendapat pendampingan trauma healing Satgas Sama Rama Polresta Malang. (dok polisi)

SuaraJatim.id - Tidak membayangkan apa yang dirasakan tiga bocah Malang ini. Ketiganya melakukan isolasi mandiri (isoman) di Perumahan Puskopad Kelurahan Buring setelah positif Covid-19.

Ibunya, inisial IKW (50) meninggal lima hari lalu setelah positif Covid-19. Sementara ayahnya SB (52) kini sedang dirawat di rumah sakit juga dinyatakan terinfeksi virus asal Wuhan China itu.

Bersyukur, kondisi ketiga bocah berinisial SA, KH dan MA itu kini sudah berangsur pulih. Anak tertua, SA, merupakan anak berkebutuhan khusus. Adiknya, KH kini masih duduk di bangku SMP, sementara anak paling kecil masih SD.

Wali Kota Malang Sutiaji meninjau langsung ketiga anak isoman tersebut, Rabu (21/7/2021). Ia berbincang dengan ketiga anak itu yang sedang berjemur di teras rumah.

Baca Juga: Jaga Psikologi, Kapolres Batu Imbau Sirine Ambulance Tak Dibunyikan Agar Warga Tak Stress

"Cita-citanya apa nak?" tanya Sutiaji kepada ketiganya.

Untuk anak kedua KH menjawab dia ingin menjadi fotografer sementara anak sulung ingin menjadi tentara. Sementara anak terakhir, MA ingin menjadi guru.

"Oh kalau jadi tentara nanti kayak Pak Dandim," kata dia, dikutip dari SuaraMalang.id, jejaring media SuaraJatim.id.

Wali Kota Sutiaji menyatakan pihaknya akan terus mengawal perkembangan ketiga anak tersebut.

"Dan terkait trauma healing ini cuma simbolis. Nanti pendampingannya melalui digital. RT/RW tangguh kami gerakkan, nanti kalau ada kasuistis baru laporan kami," ujarnya.

Baca Juga: Tiga Anak di Malang Isolasi Mandiri Sebatang Kara Didampingi Psikolog

Sementara itu Bidan Puskesmas Kedungkandang Endah Purwati mengatakan kalau tiga anak itu memang benar-benar sebatang kara. Saudara-saudara dari bapak dan ibunya tidak tinggal di Kota Malang.

"Karena saudaranya juga jauh ya. Jadi ini bertiga cuma di rumah saja dan ada yang berkebutuhan khusus. Jadi mereka dibawa saudaranya juga gak bisa," ujarnya.

"Jadi di rumah saja. Bapaknya di rumah sakit dan ibunya sudah meninggal. Dan ini ada trauma healing ya membantu banget," kata dia.

Endah Purwati melanjutkan, dari ketiga bersaudara itu hanya anak kedua yang tahu kalau ibunya sudah meninggal dunia. Adapun untuk anak pertama dan terakhir belum tahu.

"Jadi selama ini anak satu dan ketiga belum tahu kalau ibunya meninggal. Hanya anak kedua saja yang tahu. Sementara ini kami hanya support saja. Biar nanti bapaknya kalau sudah sembuh yang memberi tahu," imbuhnya.

"Ini sudah selesai isoman-nya tanggal 19 Juli kemarin. Saat ini sudah baik semua. Biasanya kalau kita sudah 14 hari tanpa gejala, kami tidak ada swab lagi," tutup dia.

Load More