SuaraJatim.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi gempa besar terjadi di Pacitan Jawa Timur. Sebagai daerah yang berhadapan dengan zona sumber gempa megathrust, wilayah Pacitan merupakan daerah rawan gempa dan tsunami.
Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas kegempaan sejak 2008 menunjukkan bahwa di wilayah selatan Pacitan beberapa kali terbentuk kluster seismisitas aktif, meskipun kluster pusat gempa yang terbentuk tidak diakhiri dengan terjadinya gempa besar.
Kemudian, wilayah selatan Pacitan juga merupakan bagian dari zona aktif gempa di Jawa Timur yang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan. Di wilayah ini pada beberapa tahun terakhir sering terjadi aktivitas gempa signifikan yang guncangannya dirasakan masyarakat.
Berdasarkan hasil kajian, kawasan selatan Jawa Timur tersebut memiliki potensi magnitudo maksimum gempa megathrust 8,7. Nilai magnitudo gempa tertarget ini oleh tim kajian BMKG dijadikan sebagai data pemodelan tsunami untuk wilayah Pacitan.
Baca Juga: Pacitan Rawan Gempa dan Tsunami, Masyarakat Harus Paham Konsep Evakuasi Mandiri
Dengan demikian, masyarakat di Pacitan dan kawasan pesisir selatan Jawa Timur lainnya perlu memahami konsep evakuasi mandiri agar selamat dari ancaman bencana tersebut.
"Sebagai upaya mitigasi, ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah korban saat terjadi tsunami. Masyarakat perlu memahami konsep evakuasi mandiri,l karena merupakan jaminan keselamatan yang sudah terbukti efektif," kata Koordinator Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, dikutip dari Antara, Selasa (14/09/2021).
Dia mencontohkan seperti evakuasi mandiri lewat kearifan lokal "Smong" Di Pulau Simeulue Provinsi Aceh yang terbukti efektif mampu menyelamatkan masyarakat di pulau tersebut sejak ratusan tahun.
Karena saat terjadi gempa kuat, saat itu juga masyarakat pesisir harus segera menjauh dari pantai. Untuk mendukung efektivitas proses evakuasi, maka jalur evakuasi harus sudah disiapkan, rambu evakuasi sudah terpasang secara permanen.
"Adanya kelengkapan fasilitas ini membuat masyarakat yang melakukan evakuasi akan dengan segera mencapai titik kumpul di tempat evakuasi sementara di daerah yang aman," katanya.
Baca Juga: PON Papua: Panjat Tebing Jatim Incar Juara Umum
Di samping itu, masyarakat juga tidak boleh abai dengan peringatan dini tsunami yang disebarluaskan oleh BMKG menggunakan multimoda diseminasi. Masyarakat harus memiliki sikap swasadar informasi gempa dan peringatan dini tsunami serta memiliki respon yang cepat untuk segera melakukan evakuasi, karena golden time yang cukup singkat.
Selain itu, pemerintah daerah juga harus sigap dan cepat dalam merespon peringatan dini tsunami untuk selanjutnya mengaktivasi sirine untuk perintah evakuasi masyarakat pesisir agar segera menjauh dari pantai jika terjadi gempa berpotensi tsunami.
Lebih lanjut, dia menjelaskan jika karena satu hal sebagian warga terlambat mengetahui adanya peringatan tsunami, maka penting bagi masyarakat memahami cara selamat dengan melakukan evakuasi vertikal secepatnya meskipun harus memanjat pohon, memanjat bangunan tinggi (tower) atau memanjat bangunan tinggi lainnya yang terdekat.
"Ini adalah beberapa cara selamat dalam menghadapi tsunami," kata Daryono.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa pada 4 Januari 1840 terjadi Gempa Jawa yang memicu terjadinya tsunami di Pacitan, Selanjutnya pada 20 Oktober 1859, terjadi lagi gempa besar di Pulau Jawa yang juga menimbulkan tsunami menerjang Teluk Pacitan, menewaskan beberapa orang awak kapal.
Gempa besar Jawa kembali terjadi pada 11 September 1921 berkekuatan 7,6. Selanjutnya, Pacitan kembali diguncang gempa besar pada 27 September 1937. Dampak gempa ini mencapai skala intensitas VIII-IX MMI menyebabkan 2.200 rumah roboh dan banyak orang meninggal.
Berita Terkait
-
Pacitan Rawan Gempa dan Tsunami, Masyarakat Harus Paham Konsep Evakuasi Mandiri
-
PON Papua: Panjat Tebing Jatim Incar Juara Umum
-
Level Siaga Cuaca Ekstrem, Jawa Timur Berpotensi Banjir dan Tanah Longsor
-
WASPADA Potensi Tsunami Pacitan 28 Meter, Waktu Tiba 29 Menit, Menyapu 6 Km Daratan
-
Pemuda Pasuruan Kalah Judi, Gelap Mata Bawa Kabur Mobil Majikan Lalu Jual di Toko Online
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
Gubernur Khofifah Luncurkan SPMB Berbasis AI Jenjang SMAN/SMKN: Objektif, Transparan, Berkeadilan
-
Klaim Sekarang! Link Saldo DANA Kaget Sudah Dibuka, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Sempat Banyak Kendala, Pencarian 6 Korban Longsor Trenggalek Dilanjutkan
-
Bukan Sekadar Peringatan, Hari Kebangkitan Nasional Punya Pesan Rahasia untuk Surabaya
-
Ribuan Ojol Penuhi Jalanan Surabaya, Program Hemat Dinilai Rugikan Mitra