SuaraJatim.id - Distress (jenis stres negatif) bisa berujung pada gangguan tidur alias insomnia. Meskipun ini persoalan sederhana, namun bisa tidak diatasi bakal benar-benar mengganggu kualitas hidup.
Nah, bicara distress, ada saran menarik dari dokter spesialis kedokteran jiwa Universitas Airlangga Surabaya Nur Azizah. Ia mengungkapkan bahwa cara praktis untuk mengatasi distress yakni dengan mengatur napas dan berusaha rileks.
Azizah yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) itu mengatakan teknik ini juga akan membantu meredakan ketegangan otot, membuat napas serta detak jantung menjadi lebih teratur sehingga kondisi penderita bisa lebih baik.
"Atur napas dengan cara ambil napas panjang dari hidung, keluarkan pelan-pelan lewat mulut, diulang berkali-kali sambil yakinkan otak kita semua baik-baik saja. Itu cara praktis mengatasi distress, dengan cara relaksasi. Ambil posisi paling nyaman kemudian silahkan rileks," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Rabu (22/09/2021).
Baca Juga: Mengulik Sejuta Manfaat Menulis bagi Kesehatan Mental
Pengaturan pola napas juga bermanfaat bagi seseorang dengan insomnia atau sulit tidur. Cara lainnya, penderita juga sebaiknya menghindari tidur siang, karena jumlah tidur seperti yang disarankan para pakar kesehatan diatur dalam satu hari bukan hanya malam.
Umumnya orang dewasa membutuhkan sekitar 7 jam tidur dalam 24 jam. Tidur sendiri merupakan sebuah usaha, tindakan dan perilaku yang membutuhkan persiapan sama halnya seperti bepergian ke suatu tempat.
Azizah menyarankan penderita insomnia melakukan sejumlah hal sebelum tidur seperti membersihkan diri, menjauhkan benda yang mengganggu tidur, misal ponsel, dan berdoalah.
"Siapkan lingkungan seperti tempat tidur, lampunya, kamar tidur untuk tidur bukan untuk yang lain," kata dia.
Di sisi lain, insomnia terkadang merupakan gangguan tidur primer tanpa ada gangguan fisik atau psikologis. Tetapi, apabila insomnia yang dirasakan akibat distress kemudian disertai terganggunya aktivitas sehari-hari lainnya, maka Azizah menyarankan agar penderita berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Baca Juga: Stres di Pengungsian, Pencari Suaka dari Afganistan di Batam Berdemo Minta Bantuan DPRD
"Dilihat dulu apa pure isomnia atau bagian gejala dari diagnosis tertentu. Kalau misalnya dia insomnia karena depresi maka pengobatannya pada depresi, kecemasannnya," katanya menegaskan.
Berita Terkait
-
7 Fakta Mengejutkan tentang Manfaat Lavender dan Chamomile untuk Mengobati Stres
-
Benarkah Cuci Piring dan Beres-Beres Rumah Bisa Redakan Stres? Cek Faktanya
-
7 Obat Herbal Indonesia yang Terbukti Ampuh Atasi Stres dan Kecemasan
-
Mengenal Fangirling Sebagai Coping Mechanism untuk Bertahan Hidup
-
Post-Holiday Blues Hantui Setelah Lebaran? Ini Gejala dan Cara Mengatasinya
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Pemprov Jatim Siap Urus Penerbitan Ulang Ijazah Pekerja Ditahan, Gubernur Khofifah: Solusi Konkret
-
Penyelenggara Barati Cup International 2025 Buka Suara Perihal Kisruh Jadwal Pertandingan
-
Batik Tulis Lokal Go Internasional dengan Dukungan BRI
-
Makin Ramah Pengguna, BRImo Hadir dengan Bahasa Indonesia dan Inggris
-
Pendaftaran Tanah Elektronik: Khofifah Dorong Notaris & PPAT Jatim Lebih Efisien!