Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 01 Februari 2022 | 07:48 WIB
Ilustrasi minyak goreng. (Pixabay/DominicSchraudolf)

SuaraJatim.id - Sudah dua hari ini minyak goreng subsidi mengalami kelangkaan di Kabupaten Tuban Jawa Timur ( Jatim ). Sementara di toko kelontong atau tradisional, harganya tak stabil.

Warga keliling mencari minyak subsidi dengan harga stabil Rp 14 ribu per liter. Namun stok rata-rata kosong. Sementara di toko tradisional harganya lebih mahal antara Rp 17 hingga 18 ribu per liternya.

Seperti dialami salah satu warga Tuban bernama Mahfud, warga Desa Tlogowaru Kecamatan Merakurak. Ia mengaku sudah keliling mencari minyak goreng subsidi namun stoknya selalu kosong.

"Sejak dua hari ini saya sudah muter-muter cari minyak goreng dengan harga subsidi, tapi sering kosong. Saat tanya katanya sudah habis," katanya seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Selasa (01/02/2022).

Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Pasar Tradisional Samarinda Masih Tinggi, Kok Bisa?

Setelah cari di Indomaret dan Alfamart stok minyak goreng kosong, kemudian dia mencari di toko-toko kelontong yang ada di pinggir jalan.

Di toko kelontong tersebut, stoknya ada namun harganya lebih mahal. "Di toko kelontong harganya sekitar Rp 17 ribu hingga 18 ribu per liternya, tergantung merknya," ujarnya.

Hartatik, salah satu pedagang di Jalan Pramuka, mengeluh jika harus menjual harga minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu. Pasalnya, ia mendapatkan harga minyak dari distributor dengan harga lama.

"Lah terus saya rugi. Kita jualan inginnya dapat untung. Malah ini disuruh rugi," ungkap Hartatik.

Sementara itu, dari hasil pantauan di lapangan stok minyak goreng di beberapa toko ritel seperti Indomaret dan juga Alfamart yang ada di Kota Tuban mengalami kekosongan.

Baca Juga: Pedagang Pasar Tradisional di Cimahi Belum Siap Jual Minyak Goreng dengah Harga Sesuai HET, Ini Alasannya

Habisnya stok minyak goreng tersebut dikarenakan banyak diserbu warga saat stok masih ada.

"Kita biasanya dapat kiriman dua hari sekali, itu pun hanya satu karton. Dan tidak sampai satu hari juga sudah habis," ujar salah satu penjaga toko.

Load More