Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 21 Februari 2022 | 13:50 WIB
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar. (Dok: DPR)

SuaraJatim.id - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar sudah sejak jauh-jauh hari disebut-sebut akan maju dalam Pilpres 2024 nanti.

Ia bahkan telah membentuk tim khusus pemenangan dirinya. Kemarin misalnya, Minggu (20/02/2022), Ia telah mendeklarasikan diri maju sebagai capres di Jatim.

Ia mendeklarasikan dukungan kiai kampung di Pondok Pesantren Darul Aifin Kecamatan Bangsalsari. Ia mengingatkan para pendukungnya agar bekerja keras dalam pencalonan presiden meski unggul dalam survei di Jatim.

"Survei terakhir khusus Jawa Timur, Alhamdulillah, rating kita tertinggi dibanding yang lain. Khusus Jawa Timur, tapi tipis. Rong dino iso ambruk (dua hari bisa ambruk) kalau kita gak kerja," katanya seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.

Baca Juga: Menuju 2024, Muhaimin Iskandar: Kalau Nggak Ada Geliat Kenaikan, Ya Saya Malu Sama Pak Jokowi

Ia juga mengapresiasi komitmen para kiai di Jember yang telah bergerak mendukungnya. "Kalau tidak bergerak, surveinya akan drop. Kalau surveinya drop, peluangnya akan semakin mengecil," katanya menambahkan.

Menurut Muhaimin, ada tiga nama capres yang dominan di Jawa Timur. "Saya, Pak Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo," katanya menegaskan.

Muhaimin lantas bercerita asal-usul pencalonannya menjadi presiden. "Pada Ramadan tahun lalu, kiai-kiai muda kumpul di Jombang," ujarnya.

"Kira-kira pertengahan Ramadan, dipimpin Kiai Abdurrahman Kautsar, putra Kiai Huda Ploso, memanggil saya ke Jombang," katanya menegaskan.

Para kiai itu mengevaluasi kekuatan politik, prestasi, dan kekurangan politik NU dalam 20 tahun terakhir.

Baca Juga: RI Negara Maritim, Gus Muhaimin Dorong Pemerintah Optimalkan SDM Kelautan

"Karena reformasi hadir menjadi kenyataan, demokrasi hadir menjadi fakta sejarah bangsa Indonesia, karena NU juga, dan NU memiliki peran yang sangat kuat dan besar dalam mewarnai dan menentukan kepemimpinan pusat sampai daerah,” kata Muhaimin.

Mereka juga mengevaluasi tantangan dan peluang pada tahun politik 2024. "Termasuk menghitung prestasi apa yang sudah diperbuat keluarga besar NU dalam ruang-ruang kebijakan dan keputusan publik," kata Muhaimin.

Hasilnya, selama masa reformasi, NU berperan besar dalam bidang pendidikan, terutama dalam kewajiban alokasi 20 persen APBN untuk pendidikan yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan, kader NU harus menjadi presiden agar bisa melanjutkan perjuangan untuk umat.

"Kalau tidak jadi presiden, tidak akan bisa mem-finishing ini menjadi fakta kekuatan anggaran dan seluruh kebutuhan pendidikan bangsa dan nasional khususnya pesantren. Kecuali presidennya dari NU," kata Muhaimin menegaskan.

Load More