Sukses Jadi Model Internasional, Rizal Rama Rupanya Pernah Jadi Korban Bullying

SuaraJatim.id - Nama Rizal Rama belakangan banyak menjadi perbincangan warganet. Lantaran, pemuda asal Surabaya, Jawa Timur tersebut berhasil mencuri perhatian warganet saat ia tampil di Paris Fashion Week 2022. 

Rizal Rama berkesempatan untuk membawakan koleksi terbaru Botter dan Heliot Emil di runway Paris Fashion Week 2022.

Rupanya, Rizal Rama bukanlah wajah baru di dunia fashion show internasional. Ia pernah melenggang di beberapa acara fashion show dunia. Seperti London Fashion Week, Milan Fashion Week, dan terbaru Paris Fashion Week 2022.

Namun, siapa sangka jika di balik kesuksesan Rizal Rama di dunia modeling, ia pernah menjadi korban bullying alias perundungan saat duduk di bangku SMP.

Baca Juga: 9 Potret Rizal Rama, Model Indonesia yang Beneran Bikin Bangga Tampil di Paris Fashion Week

Melansir dari berbagai sumber, Rizal menceritakan awal mula dirinya terjun ke dunia model.

Bernaung di bawah agensi model Persona Management, Rizal Rama ternyata telah memulai karier di dunia modelling sejak tahun 2017 saat usianya masih 16 tahun.

Saat itu dirinya harus bolak-balik Surabaya-Jakarta untuk mengikuti photoshoot (pemotretan) maupun fashion show.

Saat itu dirinya masih mengenyam bangku pendidikan sekolah menengah. Mempunyai tinggi 188 sentimeter, rupanya hal itu justru menjadi bahan bullyan bagi teman-teman Rizal. 

Bahkan hal itu sempat membuat pria yang hobi travelling tersebut down.

Baca Juga: Simak Profil Rizal Rama, Model Indonesia yang Sukses Tampil di Paris Fashion Week 2022

"Sempat dibilang ketinggian saat duduk di bangku SMP. Sempat nge-down," ujarnya.

Selanjutnya, saat menginjak bangku SMA, dirinya dikenalkan temannya ke dunia modelling.

"Mau coba nggak, kan tinggi (badannya)," kata Rizal.

Setelah itu ia bertemu dengan salah satu agensi di Surabaya. Disitu ia belajar fashion show dan juga foto.

Kemudian dia dikenalkan dengan agensi di Jakarta, Persona Management.

Karena masih berstatus pelajar, Rizal pun harus rela bolak balik Surabaya-Jakarta demi pekerjaan dan pendidikannya.