Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 20 Maret 2022 | 08:05 WIB
Ilustrasi minyak goreng. [Istimewa]

SuaraJatim.id - Belum selesai persoalan kelangkaan minyak goreng, kini masyarakat dihadapkan pada persoalan baru, yakni kenaikan harganya yang dinilai terlampau mahal.

Di Jember Jawa Timur, harga minyak goreng kemasan tembus Rp 25 ribu per liter. Lonjakan harga itu imbas dari kebijakan pemerintah mencabut harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter sejak 16 Maret 2022.

"Harga minyak goreng kemasan diserahkan ke mekanisme pasar karena pemerintah tidak lagi mengatur HET komoditas tersebut," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jember Bambang Saputro mengutip dari Antara, Sabtu (19/3/2022).

Seperti diketahui, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengeluarkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2022 tentang Relaksasi Penerapan Harga Minyak Goreng Sawit Kemasan Sederhana dan Kemasan Premium.

Baca Juga: PWNU Jawa Timur 'Membangkang', Sekjen PBNU Sebut Tak Patut dan Tak Layak Etika

"Harga minyak goreng kemasan memang naik yakni lebih dari Rp 20.000 per liter, namun untuk minyak goreng curah masih tetap dengan HET Rp 14.000," tuturnya.

Bambang melanjutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan para distributor di Jember supaya stok komoditas minyak aman hingga Idul Fitri atau Lebaran nanti. Namun terkait dengan harga akan menyesuaikan dengan mekanisme pasar yang ada.

Kondisi serupa terjadi di Tuban. Stok minyak goreng sendiri di beberapa Alfamart, Indomaret, dan toko-toko di pasar saat ini kondisinya tampak kosong.

Salah satu penjual lain di Pasar Besar Tuban, Ira (45) menyatakan harga minyak goreng sudah mulai naik, dan saat ini minyak goreng di tokonya masih kosong.

"Iya memang harga naik mulai hari ini, tapi saat ini stock minyak goreng di toko saya masih kosong. Mungkin nanti kalau sudah ada stock lagi, harga jualnya sekitar Rp 24.000 - 25.000/liternya," ujarnya.

Baca Juga: Cari Minyak Goreng Murah? Cek Harga dari Merek Berikut Ini di Toko Online: Ada Jujur, Promoo, dan Masku

Selain harganya yang melangit, kelangkaan minyak goreng juga masih terjadi. Di Pasar Besar Kota Malang, sampai saat ini sejumlah pedagang mengeluhkan ketersediaan minyak goreng mereka yang tak kunjung dikirim.

Salah satu pedagang bernama Yunus. Ia mengatakan sudah sejak dua hari lalu Ia sudah order namun sampai sekarang belum juga mendapat kiriman minyak goreng dari distributor.

Sebelum harga naik stelah HET dicabut, dia terakhir mendapat kiriman minyak goreng sekitar satu minggu lalu sebanyak enam karton berisi 12 kemasan minyak goreng satu liter dan enam kemasan minyak goreng berisi dua liter.

"Terakhir satu minggu lalu dapat enam karton. Ada yang isi 12 kemasan satu liter dan enam kemasan dua literan minyak goreng," kata dia.

Seretnya pengiriman dari agen minyak goreng ini, Yunus menilai, dikarenakan banyak penjual minyak goreng dari distributor yang libur.

"Kami terus pantau ketersediaan dan harga minyak goreng di pasaran, apalagi menjelang Ramadhan dan Lebaran," katanya.

Beberapa pedagang lainnya pun nampak mengalami hal yang sama. Dari dua sampai tiga toko di dalam Pasar Besar Malang juga mengalami kekosongan stok minyak goreng.

Sementara di Pamekasan Madura, seorang ibu rumah tangga bernama Arianti (30), warga Desa Gagah Kecamatan Kadur sampai terpaksa mendatangi enam toko untuk membeli minyak goreng, karena persediaan di rumahnya telah habis.

"Tapi semuanya tidak ada. Semuanya kosong. Katanya pasokan dari distributor lambat," ujarnya menegaskan.

Sebelumnya, harga minyak goreng ditentukan oleh Pemerintah. Namun, mulai (17/3/2022), Pemerintah mencabut aturan HET (Harga Eceran Tertinggi) minyak goreng kemasan.

Load More