Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 02 April 2022 | 09:22 WIB
Plant Operation Manager Surabaya Plant CCEP Indonesia Farid Alamsyah memberikan sambutan dalam kegiatan Coke Tour, Selasa 29 Maret 2022. Coke Tour merupakan program kunjungan masyarakat ke fasilitas manufaktur CCEP Indonesia.

SuaraJatim.id - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah seharusnya ikut melestarikan alam. Salah satu caranya dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan.

Kemudian UMKM juga bisa melakukan edukasi kepada konsumen terkait bahan-bahan ramah lingkungan ini. Hal ini disampaikan Pengacara Publik Asal Lembaga Bantuan Hukum Surabaya Jauhar Kurniawan.

"Mereka bisa turut menjaga kelangsungan lingkungan hidup dengan menerapkan penggunaan bahan yang ramah lingkungan," katanya, Jumat (01/04/2022).

Jauhan menyatakan ini di sela diskusi terbatas bersama peserta Coke Tour, program kunjungan masyarakat ke fasilitas manufaktur Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia), pada Selasa, 29 Maret 2022.

Baca Juga: Songsong IKN, UMKM di Benuo Taka Dibekali Kewirausahaan Digital

Kegiatan yang berlangsung di pabrik Pasuruan itu dihadiri perwakilan UKM Jogoboyo Surabaya dan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Sidoarjo.

Menurut dia, program ini bisa menjadi media dialog antara usaha kecil dan besar dalam menciptakan peluang berkembang bersama.

Kunjungan itu sekaligus jadi sarana pelaku usaha kecil mendapat informasi tentang suatu produk, yang harapannya bisa diteruskan ke konsumen.

"Sudah semestinya konsumen memiliki informasi yang cukup tentang produk yang mereka beli atau konsumsi," katanya menegaskan.

Plant Operation Manager Surabaya Plant CCEP Indonesia Farid Alamsyah mengatakan sebagai salah satu industri barang konsumsi terbesar di dunia, CCEP menerapkan standar produksi dan kualitas yang sama di seluruh wilayah operasionalnya.

Baca Juga: Mahasiswa UMM Melakukan Kegiatan PMM di Sentra Keripik Tempe Sanan

Mengoperasikan delapan fasilitas manufaktur di Sumatra, Jawa, dan Bali, CCEP Indonesia memproduksi sejumlah minuman kemasan; soft drink (Coca-Cola, Fanta, dan Sprite), jus buah (Pulpy), susu (Nutriboost), serta teh (Frestea) dan air kemasan (Ades).

"Kualitas yang kami hasilkan di sini, juga bagaimana produksi dilakukan, itu sama dengan yang berlaku di Eropa," katanya menambahkan.

Sekretaris APKLI Sidoarjo Dwi Rahayu Ningsih mengatakan kunjungan ini menjadi pengalaman pertama bagi dia dan rekan-rekannya melihat langsung proses produksi minuman.

Kesan pertama yang ia dapat ketika memasuki fasilitas manufaktur tersebut adalah penerapan keselamatan kerja, semisal kewajiban penerapan protokol kesehatan. "Keselamatan dan kesehatan menjadi keutamaan," katanya.

Regional Corporate Affairs Manager-East Armytanti Hanum Kasmito mengatakan CCEP Indonesia berkomitmen menjalankan bisnis berkelanjutan. Selain menempatkan keselamatan kerja sebagai prioritas, produk yang dihasilkan dipastikan ramah lingkungan dan kesehatan konsumen.

Dari sisi kemasan plastik misalnya, kata dia memberi contoh, CCEP Indonesia kini mendirikan PT Amandina Bumi Nusantara, satu perusahaan daur plastik di Bekasi, Jawa Barat sebagai upaya untuk berkontribusi mengurangi sampah plastik di Indonesia.

"Kami juga mengubah botol Sprite dari berwarna hijau menjadi bening sehingga memudahkan proses daur ulang," katanya.

Ketua UKM Jogoboyo Agustinawati mengamini pendapat itu. Menurut dia, sebagian di antara anggotanya juga bergiat di bank sampah.

Dari pengalaman mengelolah bank sampah, ia melihat botol berwarna cenderung tidak diminati di kalangan pengepul. "Kunjungan ini memberi pengalaman dan inspirasi bagi kami," katanya menegaskan.

Load More