SuaraJatim.id - Kota Surabaya kehilangan salah satu seniman ludruk, Sapari Suhendra atau yang akrab disapa Cak Sapari. Mendiang Cak Sapari meninggal hari ini, Kamis (15/09/2022).
Cak Sapari merupakan seniman ludruk legendaris yang telah menghibur masyarakat sejak Tahun 1960-an. Namanya sangat populer bagi pecinta ludruk. Ia mulai dikenal publik setelah bergabung dalam Kartolo Cs.
Banyak orang merasa kehilangan dengan berpulangnya Sapari, termasuk Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Untuk mengenang dan menghormati kepergian anggota Grup Ludruk Kartolo Cs itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menggelar kegiatan seni dan budaya bertajuk "Mengenang Cak Sapari".
Eri Cahyadi mengatakan Surabaya tengah berduka sebab ditinggal sosok Cak Sapari. Untaian doa kemudian disampaikan oleh Eri Cahyadi.
"Beliau adalah orang yang hebat karena telah membawa (mengharumkan) nama Surabaya menjadi kota yang besar. Insya Allah saya bersama Cak Kartolo dan teman-teman (Pemkot Surabaya) akan menggelar kegiatan seni dan budaya "Mengenang Cak Sapari"," kata Cak Eri usai mengunjungi rumah duka.
Melalui kegiatan seni dan budaya bertajuk "Mengenang Cak Sapari", Pemkot Surabaya berniat untuk menghidupkan kembali Balai Pemuda menjadi pusat kesenian dan budaya. Untuk membuka lagi Balai Pemuda nanti bakal digelar kesenian tersebut.
Eri juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Kartolo CS serta keluarga Sapari untuk bersiap dalam gelaran seni dan budaya tersebut.
"Kedua akan saya canangkan juga, tempat seni yang ada di Surabaya itu letaknya di Balai Pemuda. Monggo (silahkan) bisa dimanfaatkan oleh para seniman secara bergantian. Nanti dia bisa menjual tiket pementasan dan hasilnya juga bisa dimiliki oleh para seniman," ungkapnya.
Dalam gelaran kesenian untuk mengenang Cak Sapari itu, Cak Kartolo akan bersinergi dengan Grup Ludruk The Luntas. Bahkan Eri juga akan ikut bermain dalam pementasan ludruk itu.
Baca Juga: Cak Sapari Legenda Ludruk Meninggal, Anak: Kemarin Malam Bapak Sudah Tidak Kuat Lagi
Harapannya nanti dengan kegiatan tersebuat juga bisa mengajak seluruh masyarakat Kota Surabaya membangkitkan seni dan budaya di Balai Pemuda. Sedangkan untuk mulainya gelaran tersebut, Pemkot Surabaya akan menyesuaikan jadwal kegiatan Cak Kartolo.
"Cak Kartolo masih ada keperluan, karena beliau akan operasi katarak. Setelah itu, 10 hari berikutnya belum dibolehkan tampil dan kita menyesuaikan waktunya beliau," ujarnya.
"Sebab, kita juga ingin menunjukkan perjuangan Cak Sapari dan Cak Kartolo, bagaimana mengikat tali persahabatan dan persaudaraan sampai maut memisahkan, bahwa persahabatan mereka tidak dipisahkan oleh waktu dan zaman," katanya menambahkan.
Sementara itu, Kartolo mengaku kehilangan dengan kepergian sahabatnya itu. Ia pun mengenang perjalanan saat berproses bersama dalam berbagai lakon ludruk. Menurutnya, kenangan yang paling berkesan adalah bisa berduet dengan Cak Sapari saat tampil di luar Provinsi Jawa Timur.
"Seperti di Lombok, Bontang, atau Batam, itu kenangan banyak. Saya merasa kehilangan saat Cak Sapari berpulang karena di panggung sudah cocok duet bersama-bersama," kata Cak Kartolo.
Bagi Cak Kartolo, Sapari itu sahabat yang cukup pendiam. Ia mengenal sahabatnya itu sejak 1980, ketika bertemu di lokasi rekaman kaset Nirwana. Bahkan, menjelang tutup usia, Grup Ludruk Kartolo Cs masih berproses bersama di film layar lebar Lara Ati yang disutradarai langsung oleh Bayu Skak.
"Saya juga mengapresiasi keinginan Pak Wali Kota Eri Cahyadi yang ingin menggelar kegiatan "Mengenang Cak Sapari". Monggo kalau Pak Wali yang ngajak (main ludruk), saya merespon baik. Iya nanti bisa menggelar ludruk gabungan dengan teman-teman yang lain," ucapnya.
Senada dengan sang suami, Ning Tini istri Cak Kartolo juga merasa kehilangan dengan kepergian Cak Sapari. Ia pun berharap para generasi muda bisa meneruskan cita-cita Cak Sapari untuk melestarikan kesenian ludruk.
"Merasa kehilangan sekali, kami sudah berkumpul sejak tahun 1980 dan sudah berproses bersama. Saya harap generasi muda bisa meneruskan cita-citanya Cak Sapari, mudah-mudahan bisa lanjut dan melestarikan seni budaya ludruk di Surabaya dan Jawa Timur," katanya.
Berita Terkait
-
Cak Sapari Legenda Ludruk Meninggal, Anak: Kemarin Malam Bapak Sudah Tidak Kuat Lagi
-
Berpulangnya Cak Sapari, Seniman Ludruk Legendaris Asal Jawa Timur
-
Profil Cak Sapari, Seniman Ludruk Legendaris Meninggal di Usia 74 Tahun
-
Idap Diabetes, Seniman Ludruk Surabaya Cak Sapari Tutup Usia
-
Seniman Ludruk Surabaya Cak Sapari Meninggal Dunia
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Anti Aging Wardah agar Wajah Bebas Flek Hitam dan Glowing
- Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kecantikan dan Fashion, BRI Hadirkan BFF 2025
- Kantornya Dikepung Ribuan Orang, Bupati Pati Sudewo: Saya Tak Bisa Dilengserkan
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
- 5 Rekomendasi Bedak Padat yang Tahan Lama dan Glowing, Harga Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
80 Tahun Kemerdekaan RI: Lapangan Kerja Kurang, 7 Juta Nganggur, 70 Juta Bekerja Tanpa Jaminan!
-
Core Indonesia: 80 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Resah soal Kondisi Ekonomi
-
Efisiensi Anggaran jadi Bumerang, Kenaikan PBB Bikin Warga Pati Hingga Cirebon Berang
-
Kenaikan PBB 250 Persen Bikin Warga Pati Ngamuk, Kebijakan Efisiensi Anggaran Disebut Biang Keroknya
-
Daftar Daerah yang Naikkan PBB Gila-gilaan: Amuk Warga Pati Jadi Puncak Gunung Es
Terkini
-
BRI Peduli Rayakan Kemerdekaan dengan Program Literasi Anak Negeri
-
Kado Istimewa HUT ke-80 RI: Gubernur Khofifah Gratiskan Bus Trans Jatim Selama 2 Hari Penuh
-
Daftar Harga Two Two Padel Indonesia Terbaru 2025
-
Dukung Penuh Kecantikan & Fashion Lokal, BRI Jadi Sponsor Utama BFF Festival 2025
-
Gubernur Khofifah Anjangsana ke Janda Perintis Kemerdekaan RI di Surabaya dan Berikan Tali Asih