SuaraJatim.id - Ketua Pengurus Wilayah Ansor Jatim Syafiq Syauqi menegaskan tidak benar Ansor melarang Greenpeace masuk Bali. Melarang, mencegah LSM atau perorangan masuk Bali itu bukan kewenangan Ansor.
Meskipun begitu, Ansor mendukung seratus persen agenda KTT G20 Indonesia Tahun 2022 di Bali. Namun sekali lagi, Gus Syafiq menegaskan kalau soal keamanan itu merupakan kewenangan aparat setempat dalam hal ini TNI dan Polri.
"Saya klarifikasi. Ansor tidak dalam kapasitas melarang LSM atau perorangan masuk Bali. Itu kewenangan aparat setempat. Tidak ada arahan dari (pengurus) pusat atau wilayah untuk berstatement seperti itu," kata Syafiq saat dihubungi SuaraJatim.id, Selasa (08/11/2022).
Syafiq juga merespons pernyataan Ketua PAC GP Ansor Kebomas Gresik Lora Hilal Fikri di media artik.id, yang melarang LSM Greenpeace masuk ke wilayah Bali dengan alasan dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan KTT G-20.
"Kami sudah menegur PAC setempat. Agar berkoordinasi dengan pimpinan di atasnya. Jangan melampaui kewenangan. Sudah ditegur," katanya menambahkan.
"Kalau untuk pelaksanaan G20 Ansor mendukung seratus persen. Tapi yang lainnya, mencegah atau menghalangi orang atau LSM masuk Bali bukan kapasitas kami. Itu kami serahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan setempat," ujarnya.
Greenpeace gesekan dengan LSM di Probolinggo
Sebelumnya, beredar luas kabar pelarangan aktifis Greepeace masuk ke Bali. Larangan ini bahkan sempat memicu ketengan dengan sejumlah elemen masyarakat setempat.
Foto dan video pelarangan aktifis Greenpeace masuk bali ini di antaranya beredar luas di WhatsApp. Peristiwanya ketika Tim pesepeda Chasing the Shadow Greenpeace diadang dan diintimidasi sekelompok orang dari beberapa organisasi masyarakat.
Baca Juga: Terlibat Kecelakaan Maut di Pamekasan, Mantan Ketua Bawaslu Jatim Meninggal Dunia
Mereka mengaku sebagai perwakilan masyarakat Probolinggo. Sekelompok ormas tersebut mendatangi Tim Greenpeace yang tengah singgah dalam perjalanan di Probolinggo. Mereka menyatakan menolak kegiatan bersepeda dan kegiatan kampanye Chasing the Shadow di Bali.
Salah satu teman kami yang ikut dalam rombongan dipaksa membuat surat pernyataan dengan tanda tangan di atas materai agar tidak melanjutkan perjalanan, atau tidak melakukan kampanye apa pun selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
Tim pesepeda sudah mengalami intimidasi sejak berada di Semarang, baik dari orang-orang tak dikenal maupun berseragam polisi. Sekitar tujuh orang yang mengaku polisi sempat mendatangi Tim Greenpeace yang sedang on air di sebuah stasiun radio.
Mereka menanyakan rencana aksi di Simpang Lima, Semarang, padahal Greenpeace tak berencana menggelar aksi di kawasan tersebut. Di Semarang, Greenpeace menggelar acara pameran foto, diskusi, dan pertunjukan musik di Gedung Oudetrap, Kota Lama.
Sejumlah aparat berseragam Korps Bhayangkara dan militer juga kerap terlihat di tempat-tempat yang didatangi para pesepeda dan tim Greenpeace Indonesia, seperti di Desa Timbulsloko, Sayung, Demak, dan di Desa Tegaldowo, Gunem, Rembang.
Represi semakin meningkat saat tim bergerak dari Semarang menuju Surabaya. Tim Chasing the Shadow mengalami teror berupa pengintaian dari orang tidak dikenal dan indikasi perusakan kendaraan.
Puncaknya terjadi dalam perjalanan menuju Probolinggo, di mana ancaman jika kami melanjutkan perjalanan disampaikan secara terang-terangan, baik secara lisan maupun melalui penggembosan ban kendaraan.
"Kami menilai hal ini sangat merusak prinsip demokrasi dan mencederai kebebasan berpendapat yang dijamin dalam konstitusi negara ini. Pola represif semacam ini juga banyak terlihat dalam kasus-kasus perampasan lahan, seperti di Kendeng dan Kulonprogo," demikian rilis Greepeace ini.
Berita Terkait
-
Terlibat Kecelakaan Maut di Pamekasan, Mantan Ketua Bawaslu Jatim Meninggal Dunia
-
Kabar Duka! Mantan Ketua Bawaslu Jatim Meninggal Kecelakaan, Mobil Ringsek Parah Tabrakan Dengan Pikap
-
Tim Pesepeda Chasing The Shadow Greenpeace Diintimidasi Kelompok Ormas Di Probolinggo, Dipaksa Bikin Surat Pernyataan
-
Aktivis Greenpeace yang Hendak Bersepeda ke Bali Dicegat di Probolinggo
-
Tertangkap, Begini Perburuan Polisi Bekuk Pemeran Wanita Kebaya Merah, dari Bali Berakhir di Jawa Timur
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Khofifah: FESyar Bukan Sekadar Seremoni! Jatim Siap Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nasional
-
Menguak Asal-usul Kata 'Jancuk' dari Umpatan Tabu Jadi Simbol Keakraban Arek Suroboyo
-
UMKM Mojokerto Produksi Sepatu Olahraga Berkualitas, Ditawari Gubernur Khofifah Ikut Misi Dagang
-
Bersinergi dengan Imigrasi & Pemasyarakatan, BRI Kuatkan SDM Warga Binaan Nusakambangan
-
Malut United Ingin Rebut Tiga Poin di Kediri