SuaraJatim.id - Gaya hidup yang berlebihan bisa berdampak pada penyakit Diabetes. Benarkah demikian?
Diketahui, pemerintah Indonesia belum membuat aturan yang ketat untuk mencegah penyakit diabetes tersebut. Perlu kesadaran dari masyarakat untuk bersama-sama mencegah penyakit ganas itu.
Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, berpesan kepada masyarakat untuk menjaga gaya hidup sehat demi menghindari penyakit diabetes.
"Meningkatnya kasus diabetes di Indonesia ini disebabkan utamanya karena generasi sekarang semakin mudah mengakses ke makanan dan minuman manis yang tidak sehat," kata Ketut dikutip dari ANTARA pada Kamis (10/11/2022).
Ia mengatakan diabetes ini tidak bisa disembuhkan dan menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu masyarakat Indonesia perlu waspada dan menjaga gaya hidup dan pola makan sehat.
"Selain edukasi secara berkala, rutin kontrol gula darah, diet diabetes sesuai kebutuhan, olahraga 30 menit setiap harinya, para penyandang diabetes juga harus selalu berbahagia untuk meningkatkan kualitas hidup," katanya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan tiga daerah tertinggi angka prevalensi Diabetes Melitus adalah di DKI Jakarta (3,4 persen), Kalimantan Timur (3,1 persen), dan D.I. Yogyakarta (3,1 persen). Selain itu, angka prevalensi pada perempuan juga meningkat pada 2018 dari 1,70 persen menjadi 1,78 persen. Bukan hanya itu, data juga menunjukkan bahwa angka prevalensi di pedesaan meningkat dari 1 persen menjadi 1,01 persen di tahun 2018.
Menurut data International Diabetes Federation tahun 2021, saat ini terdapat 537 juta orang berusia 20-79 tahun di dunia yang menderita diabetes atau 10,5 persen dari total penduduk pada usia yang sama.
Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat hingga mencapai 643 juta (11,3 persen) pada 2030 dan 783 juta (12,2 persen) pada 2045.
Baca Juga: Peneliti Sarankan Hal Ini Untuk Hindari Diabetes
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi ke-5 di dunia yaitu sebesar 19,5 juta (10,6 persen) dan angka ini diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 28,6 juta pada 2045.
Selain itu, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang termasuk ke dalam daftar 10 negara dengan penderita diabetes tertinggi di dunia.
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Raffi Ahmad Sebut Air Garam Bisa Atasi Diabetes
-
Hipertensi sampai Kolesterol, Waspadai 6 Penyakit yang Rentan Terjadi saat Lebaran
-
Strategi Cerdas Pasien Diabetes Menikmati Lebaran Tanpa Khawatir
-
Wajib Tahu, Ini Tips Aman Puasa Bagi Penderita Diabetes
-
6 Rekomendasi Menu Buka Puasa Penderita Diabetes, Makan Nikmat Tanpa Khawatir Gula Darah Melonjak
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Pria Pasuruan Ditemukan Tewas Setelah Menggunakan Jasa PSK
-
BRI Membantu UMKM Seperti Gelap Ruang Jiwa Menjangkau Pasar Global
-
Setelah Gabung dalam BRI UMKM EXPO(RT), Kini Usaha UMKM Unici Songket Silungkang Meroket
-
KBS Jadi Pilihan Destinasi Wisata di Surabaya, Fotografer Keliling Ketiban Rezeki Nomplok
-
Posko Mudik BUMN dari BRI Berikan Layanan Kesehatan dan Ruang Istirahat Saat Arus Balik Lebaran