SuaraJatim.id - Sosok KH Anwar Sudibyo, yang jasadnya masih "utuh" saat hendak dipindahkan pekan lalu, dikenal warga sekitar sebagai ulama yang bersikap baik terhadap masyarakat selama hidupnya.
Banyak orang yang takzim karena kehidupan sosialnya. Hal tersebut digambarkan dengan menyempatkan diri mendatangi undangan warga yang sedang hajatan tanpa memandang latar belakang orang tersebut, meski di tengah kesibukan yang sangat padat.
"Dulu Mbah Kyai Anwar yang memberikan tausiyah pada saat kakak saya menikah. Padahal beliau memiliki kesibukan yang luar biasa," ujar Sutrisno (57), warga Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar kepada suara.com.
Pihak keluarga KH Anwar Sudibyo, dengan dibantu anggota Banser NU dan warga setempat, memindahkan jasadnya pekan lalu dari pemakaman umum ke makam keluarga.
Baca Juga:Polisi Benarkan Tsania Marwa Laporkan Atalarik Syah
Proses pemindahan ini menjadi bahan perbincangan setelah didapati jasad ulama yang pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Blitar masih "utuh".
Mohammad Munib (60) putra ke-3 KH Anwar menuturkan bagaimana KH Anwar semasa hidupnya mengajar ilmu agama dari desa ke desa hingga ke daerah-daerah terpencil di Blitar.
Kenapa pemindahan makam dari makam umum ke makam keluarga di depan Masjid Baitul Rouf baru dilakukan setelah 31 tahun, menurutnya hal itu karena istri Almarhum masih hidup sehingga keluarga tidak berani melakukan pemindahan.
"Ibu Nyai Siti Afiyah, Ibu saya, wafat 100 hari yang lalu. Jadi baru sekarang kami berani memindahkan makam Romo," jelas Munib.
KH Anwar Sudibyo meninggal dunia pada September 1988 pada usia 74 tahun. Dia meninggalkan istri dan sepuluh anak.
Baca Juga:Smartphone Baru Bermunculan, Pocophone F1 Masih Layak Dibeli di 2019?
Untuk diketahui, Warga Blitar, Jawa Timur, digegerkan oleh kejadian langka saat proses pemindahan jasad ulama sepuh Kiai Haji Anwar Sudibyo dari pemakaman umum setempat ke kompleks kuburan keluarga.
- 1
- 2