SuaraJatim.id - Tawuran antara Geng All Star dan Geng Jawara Kampung di Kota Surabaya Jawa Timur mereda. Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP5A) perlahan mulai mendata hampir semua anggota kedua geng tersebut.
Namun, Kepala DP5A Candra Oratmangun menyatakan anggota kedua geng tidak hanya berasal dari Kota Surabaya.
"Kalau (data dari) kami enggak banyak, sekitar 70-an, tapi 30-an itu luar kota, ada yang Gresik, ada yang Blitar, yang Surabaya 40-an, tetapi yang kasus Sabtu kemarin, kami belum mendapat data dari kepolisian," ujarnya.
Saat ini, DP5A melakukan pendampingan kepada anak-anak, yang ikut dalam kedua geng tersebut.
Baca Juga:Aksi 2 Geng Bocah di Surabaya yang Bikin Sibuk Polisi dan Wali Kota
"Memang rata-rata yang kami dampingi, kebanyakan dari keluarga menengah ke bawah, orang tua sibuk bekerja. Tetapi, kualitas untuk pendampingan orang tua ke anak, kualitas orangtua mendampingi anak agak berkurang, sehingga anak-anak ini mendapat hal (pendidikan) di luar, karena perhatian orang tua yang agak kurang," imbuhnya.
Selain itu, DP5A tidak akan turun sendirian, karena mereka juga mendapatkan bantuan dari dinas-dinas lainnya.
"Kalau kita kerjasama, kami kan satu bendera yakni Pemkot (Surabaya) kan, ada kami, ada diknas, ada teman-teman dari kecamatan, kelurahan yang akan terus merapatkan barisan, sesudah itu memberikan pendampingan, memberikan sosialisasi juga perlu ke sekolah dan lain-lain," ungkapnya.
DP5A juga sudah menurunkan timnya, hingga hampir seluruh pojok kampung Surabaya.
"Kita juga ke Kampung-kampung ya, sebetulnya di kampung banyak relawan kami yang uda turun, uda terjun, tapi ya kembali ke anaknya lagi, ketika kurang mendapat perhatian mungkin, baik di rumah maupun lingkungannya, dia akan mencari yang lebih pas dari pemikiran dia, mungkin juga kan eksistensi dirinya ya, dia kan masa-masa puber kan, butuh pengakuan dan lain-lain," ucap Candra.
Baca Juga:Sekap dan Aniaya Satu Remaja, Polisi Ringkus 9 Pelaku Geng Jawara Kampung
Mereka juga mendapatkan data anggota kedua Geng, yang saat ini putus sekolah.
"Untuk yang putus sekolah mereka siap untuk kejar paket, kita sudah arahkan," pungkasnya.
Pertikaian dua Geng ini mulai ramai, pada awal Bulan September 2019 ini. Bahkan sempat terjadi penyekapan anak dari anggota Geng All Star oleh Geng Jawara.
Terakhir, ada sebanyak 17 anak-anak dari anggota Geng All Star, akan menyerang markas Geng Jawara di Jl Simo Pomahan. Beruntung Kepolisian bisa mencegah rencana penyerangan yang terjadi di Sabtu (12/10/2019) malam kemarin.
Selain itu, untuk mengurangi kembali berkumpulnya geng di Kota Surabaya, DP5A mengemukakan beberapa metode pencegahan yakni dengan mengerahkan sekolah, lingkungan RT/RW hingga orangtua yang anaknya ikut serta dalam pertikaian Geng All Star dan Geng Jawara Kampung.
"Kita kan sudah (berusaha) melalui sekolah, melalui RT/RW, melalui orangtua juga kita kumpulkan, bahkan anak-anak terlibat yang minum-minum kemarin kan sudah dikumpulkan, jadi penguatan keluarga, sesudah itu di sekolah juga bimbingan guru BK sudah dimaksimalkan," ujar Candra.
Selain memakai pihak sekolah untuk meredam pertikaian dua Geng tersebut, DP5A juga akan menggunakan cara dari susunan keluarga.
"Pendampingan baik dari sekolah, juga dari kami, sesudah itu kami juga memberikan parenting untuk orang tuanya," katanya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa