Karhutla di Jatim Hanguskan 3.400 Hektare, BPBD Jatim: Kebakaran Terparah

Angin kencang juga memicu menyebarnya api ke lahan yang lain.

Chandra Iswinarno
Rabu, 23 Oktober 2019 | 16:02 WIB
Karhutla di Jatim Hanguskan 3.400 Hektare, BPBD Jatim: Kebakaran Terparah
Petugas BPBD Banyuwangi melakukan pemadaman api kebakaran Gunung Raung. (Beritajatim.com)

SuaraJatim.id - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Jawa Timur pada tahun ini disebut sebagai yang terparah dibanding tahun sebelumnya. Lantaran dalam kurun waktu sepekan terakhir karhutla sulit dipadamkan karena dibarengi fenomena angin kencang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Subhan Wahyudiono mengatakan, sekitar 3.400 Hektare lahan dan hutan terbakar sepanjang 2019. Data tersebut dihimpun BPBD Jatim dari Dinas Kehutanan Provinsi Jatim.

"Saya kira memang iya (terparah). Jadi begini, memang seminggu terakhir ini anginnya sangat kencang yang bergerak secara horizontal mencapai kecepatan rata-rata 45 kilometer per jam," kata Subhan kepada Kontributor Suara.com pada Rabu (23/10/2019).

Subhan mengatakan upaya pemadaman terkendala angin, sehingga helikopter water bombing sempat parkir selama dua hari. Pun angin kencang juga memicu menyebarnya api ke lahan yang lain. Meski helikopter water bombing sudah memadamkan beberapa titik api di Gunung Arjuno, api muncul kembali akibat angin kencang tersebut.

Baca Juga:BPBD Jatim Sebut Dalam Sepekan, Enam Pegunungan di Jawa Timur Terbakar

"Jadi kecepatan angin itu membawa api kemana-mana, seperti di Gunung Ijen anginnya kencang. Arjuno pun juga begitu, water bombing yang mematikan empat titik api tumbuh lagi apinya," ujarnya.

Pihak BPBD Jatim telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait fenomena angin kencang ini. Menurut Subhan, BMKG menyebut jika angin kencang ini bersifat merusak.

"Ini bisa merusak, seperti puting beliung. Seperti di Batu kemarin, anginnya itu membawa tanah sehingga kalau terhempas dan mengenai warga mereka akan kesulitan bernafas," jelasnya.

Bahkan, kata Subhan, angin ini juga membuat rumah-rumah di daerah Batu, Malang Jawa Timur berdebu dengan ketebalan setengah sentimeter.

"Itu juga dari angin kencang dengan kecepatan sampai 20-25 knot," kata dia.

Baca Juga:Hutan Gunung Arjuno Terbakar, BPBD Jatim Kaji Opsi Pemadaman Dari Udara

Selain kesulitan memadamkan api, kebakaran juga menutup jalur pendakian. Subhan menyebut gunung yang ditutup akses pendakiannya meliputi Gunung Ijen, Arjuno Welirang, Wilis dan Kawi serta Semeru. Untuk Semeru masih bisa diakses, namun hanya sampai pos tiga saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini