SuaraJatim.id - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang dievakuasi dari China diturunkan di Bandara Hang Nadim Batam pada Minggu (2/2/2020) kemarin langsung di bawa menuju Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Mahasiswa Unesa bersama dua ratusan lebih WNI dari Wuhan tersebut bakal menjalani serangkaian proses observasi kesehatan selama 14 hari. Pihak kampus dan orang tua pun menyerahkan sepenuhnya seluruh tahapan pengecekan kesehatan tersebut sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan RI dan WHO.
Rektor Unesa Nurhasan mengatakan bahwa proses evakuasi yang ditangani oleh militer pastinya memiliki aturan yang ketat untuk ditaati. Sehingga, orang tua maupun pihak kampus belum diizinkan berangkat melihat kondisi mahasiwa yang sedang berada di Natuna.
"Tapi kalau diizinkan, kami pihak kampus beserta keluarga dari mahasiswa pasti akan berangkat ke Natuna. Kami masih melihat perkembangan informasi terkini. Dan sepertinya masih belum ada izin untuk bisa berkunjung ke sana," kata Nurhasan melalui siaran pers yang diterima Kontributor Suara.com pada Selasa (4/2/2020).
Baca Juga:Di Tengah Teror Corona, Menkopolhukam ke Natuna untuk Berdoa Bersama
Tak dipungkiri, meski para mahasiswa ini sudah berada di tanah air, orang tua masih merasa khawatir dengan kondisi anaknya. Bahkan, untuk bisa berkomunikasi dengan anaknya pun cukup terkendala.
Salah satu orang tua dari mahasiswa bernama Nathania, Lilis Triana (47) mengaku hanya bisa melihat perkembangan terkait kondisi anaknya hanya melalui pemberitaan media. Ia memantau perkembangan kondisi anaknya melalui televisi, radio, maupun sosial media.
"Saya belum bisa berkomunikasi sama anak saya sampai Senin kemarin, sejak tadi pagi seharian hanya menyimak update informasi dari media," terang Lilis.
Sebelumnya, Lilis mengaku lega ketika mendapat informasi berupa video kedatangan WNI di Batam. Ketika turun dari pesawat ia sempat melihat putrinya tersebut ada di dalam rombongan dengan mengenakan jaket putih.
"Saya sebenarnya pingin menjenguk anak saya di sana jika diperbolehkan. Tapi kalau tidak boleh ya mau gimana lagi hanya bisa memantau perkembangan lewat media," ucap ayah Nathania, Zaenal Muttaqin.
Baca Juga:Antisipasi Virus Corona, WNI dari China di Natuna Diperiksa 2 Kali Sehari
"Tetapi setidaknya kalau tidak diizinkan menjenguk kami bisa berkomunikasi menggunakan telepon," katanya.