Setelah Operasi Amputasi, Siswa SMP di Malang Korban Bully Alami Trauma

Kondisi MS saat ini memang sudah sadar setelah menjalani operasi. Namun, MS tampak mengalami traumatik.

Chandra Iswinarno
Rabu, 05 Februari 2020 | 17:22 WIB
Setelah Operasi Amputasi, Siswa SMP di Malang Korban Bully Alami Trauma
Paman pelajar korban bullying, Taufik memberikan keterangan. [Suara.com/Aziz Ramadani]

SuaraJatim.id - Jari tengah tangan kanan siswa SMPN 16 Kota Malang, MS (13), terpaksa diamputasi pada Selasa (4/2/2020) malam. Mengetahui kondisi tersebut, pelajar kelas VII itu alami traumatik.

Paman MS, Taufik menuturkan, operasi dilakukan hingga pukul 21.30 WIB. Kondisi MS saat ini memang sudah sadar setelah menjalani operasi. Namun, keponakannya tersebut tampak mengalami traumatik.

"Tadi malam dia trauma, nangis terus sampai tadi pagi baru kami bisa menenangkan," kata Taufik saat ditemui awak media di Rumah Sakit Lavalette Malang, Rabu (5/2/2020).

"Secara psikologis dia pasti shock. Keluarga berusaha mencoba menenangkan, memberikan pengertian. Bagaimana usaha kita, supaya tidak jadi beban bagi dia, karena ini masih ada proses yang panjang," katanya.

Baca Juga:Sadis! Begini Bully Siswa di Malang, Sampai Jarinya Diamputasi

Ia melanjutkan, berdasarkan keputusan dokter, jari tengah pada tangan kanan MS terpaksa harus diamputasi. Jari yang dipotong sebanyak dua ruas. Kekinian pihak keluarga berharap ada penanganan secara psikologis terhadap MS.

"Sekarang fokus kami sebagai keluarga adalah bagaimana memulihkan kondisi psikologis keponakan kami. Karena ya mau enggak mau dia pasti trauma karena dari orang normal jadi cacat," jelasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan pengakuan tujuh siswa terduga pelaku kekerasan, MS pernah dibanting ke paving dan pohon. Kapolresta Malang Kota Kombes Leonardus Simarmata mengatakan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi tujuh siswa tersebut mengakui melakukan tindakan kekerasan kepada MS.

Pemeriksaan dilakukan pada Senin (3/2/2020) dengan status ketujuh siswa sebagai saksi.

“Anak-anak ini mengaku mengangkat korban secara bersama-sama lalu dilempar ke paving, kemudian diangkat lagi dan dilempar ke pohon,” ujar Leo dalam pernyataan persnya pada Selasa, (4/2/2020).

Baca Juga:Kasus Bullying Siswa SMP 16 Malang, Wali Kota: Ini Kesalahan Sekolah

Kontributor : Aziz Ramadani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini