SuaraJatim.id - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku telah menimbun masker sejak Januari 2020. Masker tersebut diakui oleh Risma telah didistribusikan ke warga secara gratis.
Akun Twitter @sapawargasby melaporkan, Risma mulai menimbun masker sejak adanya prediksi gunung meletus dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Tak hanya masker, ia juga memerintahkan Dinas Kesehatan Surabaya untuk menyimpan baju hazmat.
"Ingat waktu aku ngomong ada ramalan BMKG akan ada gunung meletus? Sebetulnya pada saat itu saya sudah perintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk menyimpan persediaan masker, persediaan baju yang kayak asatronot," kata Risma seperti dikutip Suara.com, Kamis (5/3/2020).
Baca Juga:Banjir Rendam Kelas, Kegiatan Sekolah di Kulon Progo Terganggu
Stok masker dan hazmat tersebut digunakan untuk persediaan bila sewaktu-waktu terjadi bencana gunung meletus seperti ramalan.
Saat virus corona Covid-19 menyebar, masker-masker tersebut mulai didistribusikan ke tingkat kelurahan untuk dibagikan ke warga.
Hal serupa juga pernah dilakukan saat bencana Gunung Kelud meletus pada 2014 lalu. Saat itu Dinas Kesehatan Surabaya juga menyimpan masker lalu membagikannya kepada seluruh warga Surabaya secara gratis.
"Jadi, sekarang masker itu ada di kelurahan-kelurahan. Sudah saya bagikan sejak Januari. Kalau ada kejadian, warga bisa lebih cepat dibagikan maskernya, tidak perlu menunggu aku," ungkap Risma.
Risma membantah penimbunan yang dilakukan olehnya untuk kepentingan mencari untung.
Baca Juga:Detik-detik Siswa SD Mojokerto Dibunuh karena Menang Gangsing
Sebab masker yang disimpan langsung didistribusikan ke kelurahan dan diberikan kepada warga secara cuma-cuma.
- 1
- 2