Jokowi Peringatkan Pejabat Jatim Bikin Kebijakan COVID-19 Merujuk Ahli

Jokowi meminta agar setiap membuat kebijakan untuk selalu merujuk data sains dan juga saran dari pakar.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 25 Juni 2020 | 14:34 WIB
Jokowi Peringatkan Pejabat Jatim Bikin Kebijakan COVID-19 Merujuk Ahli
Untuk pertama kali di tengah pandemi Presiden Jokowi kunker ke Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

SuaraJatim.id - Sebelum mengakhiri kunjungannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menitipkan pesan kepada setiap kepala daerah dalam menangani kasus Covid-19. Ia meminta agar setiap membuat kebijakan untuk selalu merujuk data sains dan juga saran dari pakar.

Jokowi tak ingin Indonesia kasus positif Covid-19 terus meningkat, ia menginginkan adanya kurva yang menurun agar tidak terjadi krisis yang cukup parah. Gubernur, bupati dan wali kota harus betul-betul memikirkan keputusan yang tepat dalam membuat kebijakan.

"Jangan membuat kebijakan tanpa melihat data, tanpa mendengarkan saran dari para pakar. Ini berbahaya. Minta masukan dari pakar epidemiologi, minta saran dari pakar pakar perguruan tinggi," tutur Jokowi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (24/6/2020).

Selain itu, Jokowi juga meminta agar disiapkan plan a, b dan c dalam menangani pandemi Covid-19 ini. Agar, setiap daerah betul-betul siaga dalam menghadapi situasi yang tak terduga. Semuanya harus dipersiapkan secara matang.

Baca Juga:Sisa Zona Merah Virus Corona di Jakarta Tinggal 5 RW

"Hati-hati, informasi yang saya dapat tadi pagi dunia 10juta kasus positif. Saya ingin kita tidak terseret ke angka terbesar. Untuk itu kita harus siaga, antisipasi semuanya, kebutuhan SDM, tempat tidur di rumah sakit lapangan maupun rujukan. Itu betul-betul disiapkan," terang Jokowi.

"Kedua terkait dengan tes masif, isolasi treatmen, saya kira sudah dilakukan, ini bisa ditingkatkan supaya lebih banyak," tambahnya.

Sementara itu, apabila semuanya sudah terkendali dan bisa masuk ke masa tatanan baru. Jokowi meminta tahapan-tahapannya di pra kondisikan terlebih dahulu.

"Cari timing yang betul-betul pas. Kabupaten mana dulu, kota mana dulu. Ketiga urusan dengan prioritas sektor, sektor mana dulu yang harus di buka. Bukan semuanya, kita harus melalui tahapan tahapan. Gas dan remnya harus pas betul, sektor yang memiliki resiko rendah harus didahulukan. Sektor sedang tentu saja di nomor duakan, yang tinggi di nomor tigakan atau dibelakangkan," jelasnya.

Jokowi akan memberikan waktu selama dua pekan, ia akan memantau kondisi perkembangan di Jawa Timur mengenai penanganan kasus Covid-19. Ia berkeinginan adanya penurunan yang signifikan.

Baca Juga:FAKTA Kabar Kota Bogor Masuk Zona Hitam Virus Corona

"Artinya semuanya diharapkan bisa turun sehingga kita bisa masuk ke sebuah tatanan normal baru dan masyarakat bisa berektifitas seperti biasanya," pungkasnya.

Jangan merasa sudah normal

Jokowi juga mengatakan bahwa warga Jawa Timur masih belum taat dalam menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, 70 persen warga Jatim masih belum memakai masker.

"Gugus Tugas menyampaikan 70 persen belum pakai masker," kata Jokowi.

Jokowi mengingatkan bawasannya saat ini semua negara sedang menghadapi krisis kesehatan sekaligus krisis ekonomi. Ia meminta semua orang harus memiliki perasaan yang sama, jangan sampai menganggap semuanya dalam keadaan normal.

"(Wabah virus corona) ini dialami oleh 215 negara. Jangan sampai ada masyarakat memiliki perasaan normal, kemana-mana gak pakai masker, habis kegiatan tidak cuci tangan, masih berkerumun. Ini yang terus kita ingatkan," tutur Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan mengenai urusan ekonomi, menurutnya krisis ekonomi global itu nyata dan semua merasakannya. Antara perekonomian dan kesehatan harus dalam kondisi yang tetap seimbang.

Ia memaparkan bahwa IMF memprediksi bahwa 2020 Amerika pertumbuhan ekonomi -8, Jepang -5,8 persen, Inggris -10,2 persen, Perancis -12,5 persen, Itali -12,8 persen, Spanyol -12,8 persen dan Jerman -7,5 persen.

"Oleh sebab itu dalam mengelola manajemen krisis ini, rem dan gas harus seimbang, tidak bisa di gas di ekonomi tapi kesehatan di abaikan. Tidak bisa di kesehatan, ekonominya terganggu. Ada balance, sehingga semua dikerjakan. Inilah sulitnya saat ini," kata Jokowi.

Jokowi menambahkan, mengenai pemakaian masker semua masyarakat harus terlibat dalam mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan. Tokoh agama dan tokoh masyarakat harus terus terlibat.

Melihat kondisi Jatim yang masyarakatnya masih banyak yang belum memakai masker, Jokowi memerintahkan gugus tugas pusat dan Menkopolhukam untuk segera mengirimkan masker sebanyak-banyaknya ke Jatim.

"Saya minta ke Gugus Tugas Menkopolhukam, untuk kirim masker sebanyak banyaknya ke Jatim," kata Jokowi.

Kontributor : Arry Saputra

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini