Waduh, 137 Guru di Surabaya Positif Corona, 4 Orang Dikabarkan Meninggal

Ketua PGRI Surabaya Sumarto menilai, saat ini waktunya belum tepat untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Chandra Iswinarno
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 15:42 WIB
Waduh, 137 Guru di Surabaya Positif Corona, 4 Orang Dikabarkan Meninggal
Ilustrasi Swab Test. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJatim.id - Sebanyak 137 guru yang ada di Kota Surabaya terkonfirmasi positif Virus Corona usai menjalani tes swab beberapa waktu lalu. 

Dari jumlah tersebut, empat pengajar di Kota Pahlawan meninggal akibat tertular virus asal Kota Wuhan, China ini.

"Jadi sampai sejauh ini, Pemkot Surabaya sudah melakukan tes swab 3.127 Guru. Kemudian dari 3.127 guru, 137 positif. Terkait kabar yang panjenengan (Anda) tanyakan, hanya empat orang yang meninggal itupun karena komorbit (penyakit bawaan)," ujar Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, Jumat (21/8/2020) siang.

Sementara itu, Ketua PGRI Surabaya Sumarto menilai, saat ini waktunya belum tepat untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Baca Juga:KPAI Minta Siswa dan Guru Wajib Swab Test Corona Sebelum Pembukaan Sekolah

"Untuk rencana tatap muka saat ini untuk Surabaya kurang pas, kemarin juga Bu Wali (Wali Kota Surabaya), memberikan surat edaran ke jajaran pendidikan, mulai 18 Agustus 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia mengemukakan, beberapa waktu lalu SMK 13 PGRI Surabaya ditunjuk untuk melakukan uji coba pembelajaran tatap muka.

Namun, Sumarto mengatakan ada penolakan terhadap pelaksanaan uji coba tersebut.

"Kemarin ada SMK PGRI 13 Surabaya ditunjuk provinsi untuk uji coba, kebetulan Sekolah PGRI kami tolak karena di Surabaya saat ini tidak mungkin," katanya.

Dia mengemukakan, beberapa hari lalu ditemukan banyak guru di SDN Ngagel 1 serta SDN Bendul Merisi Surabaya yang positif Covid-19.

Baca Juga:Sekolah di Surabaya Belum Dibuka, Dispendik: Harus Pastikan Guru Sehat

Menurut informasi yang ada, dua sekolah dasar negeri di Surabaya tersebut kemudian dilockdown. "Betul, kalau ada guru yang sekolah yang dilockdown. Ada Sekolah di Bendul Merisi dan SD Ngagel, sekolah dilockdown memang menjadi kebijakan Wali Kota Surabaya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini