Ilmuwan Bongkar Titik Lemah Vaksin Covid-19 Buatan Rusia dan China

Vaksin Covid-19 buatan China dan Rusia dinilai memiliki kelemahan. Simak temuan dari ilmuwan berikut ini.

M. Reza Sulaiman
Selasa, 01 September 2020 | 13:43 WIB
Ilmuwan Bongkar Titik Lemah Vaksin Covid-19 Buatan Rusia dan China
Peneliti menunjukan vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]

SuaraJatim.id - Vaksin Covid-19 buatan China dan Rusia dinilai memiliki kelemahan. Padahal, kedua vaksin tersebut sudah memasuki fase uji klinis tahap ketiga.

Dilansir VOA Indonesia, kedua vaksin tersebut rupanya berbasis pada virus flu biasa yang telah menjangkiti banyak orang, sehingga berpotensi membatasi kemanjurannya.

Vaksin buatan CanSino Biologics, yang disetujui untuk digunakan oleh militer di China, adalah bentuk modifikasi dari adenovirus tipe 5, atau Ad5.

Perusahaan itu sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan persetujuan darurat di beberapa negara sebelum menyelesaikan uji coba berskala besar.

Baca Juga:Susul 2 Vaksin Lain, Vaksin Covid-19 AstraZeneca Mulai Uji Coba Tahap Akhir

Demikian seperti dilaporkan oleh harian Wall Street Journal pekan lalu.

Vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya Moskow, yang disetujui di Rusia awal bulan ini meskipun pengujiannya terbatas, didasarkan pada Ad5 dan adenovirus kedua yang kurang umum.

Vaksin dipandang penting untuk mengakhiri pandemi yang telah merenggut lebih dari 845.000 nyawa di seluruh dunia.

Gamaleya mengatakan pendekatannya dengan menggunakan dua jenis virus akan mengatasi masalah kekebalan jika hanya menggunakan Ad5.

Kedua pengembang vaksin itu memiliki pengalaman bertahun-tahun dan telah mencipkan vaksin Ebola berdasarkan Ad5.

Baca Juga:Perlombaan Membuat Vaksin Covid-19, Berisiko Memperburuk Pandemi

Baik CanSino maupun Gamaleya tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Para peneliti telah bereksperimen dengan vaksin berbasis Ad5 untuk melawan berbagai infeksi selama beberapa dekade, tetapi tidak ada vaksin berbasis Ad5 yang digunakan secara luas.

Mereka menggunakan virus yang tidak berbahaya sebagai vector untuk mengangkut gen dari virus sasaran – dalam hal ini virus baru corona – ke dalam sel manusia, sehingga mendorong respons kekebalan untuk melawan virus yang sebenarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini