Politisi Ini Bandingkan Sikap Donald Trump di Pilpres AS dengan Gus Dur

Trump membangkitkan ketidakpercayaan pada sistem pemilu AS dengan mencap ada kecurangan.

Chandra Iswinarno
Minggu, 08 November 2020 | 11:29 WIB
Politisi Ini Bandingkan Sikap Donald Trump di Pilpres AS dengan Gus Dur
Wakil Ketua Bidang Agama dan Masyarakat Adat Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Jatim, Eksan. [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Terpilihnya Joe Biden yang berhasil menyingkirkan Donald Trump dari kursi Presiden Amerika Serikat mendapat respon dari berbagai negara.

Politisi dari berbagai belahan dunia pun turut mengucapkan kemenangan Biden yang dilalui dalam perhitungan suara nan sengit.

Meski begitu, kemenangan Biden dibayang-bayangi dengan ancaman Trump yang belum menerima kekalahannya.

Salah satunya mendapat sorotan dari Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Dalam keterangannya, Eksan yang menjabat Wakil Ketua Bidang Agama dan Masyarakat Adat Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Jawa Timur (Jatim) menilai, Trump tak ubahnya anak bengal yang hanya mau menang sendiri.

Baca Juga:Sejarah! Kamala Haris Bakal Jadi Wapres Wanita Pertama di Amerika

“Padahal, di alam demokrasi, menang atau kalah itu adalah hal yang biasa,” katanya seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Minggu (8/11/2020).

Menurutnya, Trump membangkitkan ketidakpercayaan pada sistem pemilu AS dengan mencap ada kecurangan, setelah dirinya kalah dalam perhitungan suara sementara hasil pilpres.

“Manuver ini di luar tradisi adiluhur AS yang dianut beradab-abad lamanya. Calon yang kalah biasanya dengan jantan mengucapkan selamat kepada presiden terpilih. Ia pun mendukung transisi kekuasaan dengan aman dan damai demi menjaga integritas nasional AS,” katanya.

Dia khawatir, jika drama politik ini terus berlangsung, bakal menyeret AS ke ambang pintu ‘perang saudara’.

“Apalagi Trump dengan segala kelebihan dan kekurangannya, membangkitkan kembali diskursus teologi kekuasaan. Paula White Cain, penasehat spiritual Trump, pada Rabu malam, 4 November 2020, memimpin kebaktian untuk memanggil bala bantuan para malaikat dari Afrika dan Amerika Selatan,” katanya.

Baca Juga:Joe Biden Panen Ucapan Selamat dari Para Pemimpin Negara Asia

Cain membentuk konfederasi tersendiri untuk menghadapi konfederasi setan yang berusaha mencuri suara Trump dalam pemilu.

“Kebaktian ini ditujukan untuk kemenangan Trump menjadi presiden AS kembali,” kata Eksan.

Pun dia juga menyayangkan langkah-langkah Trump yang menggunakan cara-cara tak elok dalam mempertahankan kekuasaan.

“Jabatan setinggi apa pun, termasuk jabatan presiden sekalipun, kata Gus Dur, tak bisa menjadi alasan untuk menumpahkan darah manusia,” katanya.

“Kemanusiaan itu di atas segalanya. Namun nilai luhur rasionalitas dan humanitas tersebut sepertinya akan dikorbankan Trump demi melanggengkan kekuasaan, tanpa peduli apakah sikapnya akan menimbulkan kekacauan politik dan keamanan AS,” kecam Eksan.

Tak hanya itu, dia juga menyindir Trump yang disebutnya terkena sindrom Raja Louis XIV, pemimpin Kerajaan Prancis di abad pertengahan.

“Raja Louis XIV seringkali berulang-ulang mengucapkan L’Etat c’est moi, negara adalah saya di hadapan anggota parlemen di Paris. Trump tak ubahnya Raja Louis yang merasa dirinya adalah negara AS itu sendiri,” katanya.

Dengan kondisi ini, Eksan menyebut keputusan mayoritas rakyat AS yang mendukung Biden sudah sangat benar.

“Akal sehat mengajarkan, bahwa kepentingan negara di atas kepentingan penguasa itu sendiri. Kultus individu dan personifikasi negara pada seorang tokoh atau strong man diganti dengan strong system dalam mengelola pemerintahan,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini