Angka Kematian Covid-19 Sidoarjo Tertinggi di Jatim, PPKM Harus Lanjut

Khususnya di Surabaya Raya: Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, PPKM rencananya akan terus berlanjut sesuai ketentuan pemerintah.

Muhammad Taufiq
Senin, 25 Januari 2021 | 16:12 WIB
Angka Kematian Covid-19 Sidoarjo Tertinggi di Jatim, PPKM Harus Lanjut
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr Syaf Satriawaran [suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali berakhir hari ini, Senin (25/01/2021). Khususnya di Surabaya Raya: Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, PPKM rencananya akan terus berlanjut sesuai ketentuan pemerintah.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Syaf Satriawaran, PPKM memang harus dilanjutkan mengingat kasus konfirmasi Covid-19 masih tinggi. Bahkan dari data yang Ia peroleh Sidoarjo menjadi nomor satu dalam kasus kematian.

Sebagai informasi, kasus aktif atau confirm positif di Sidoarjo per 24 Januari ada sebanyak 247 pasien. Kemudian angka kematian atau case fatality rate 6,33 persen, dan kesembuhan 90,85 persen.

"Kalau jumlah kumulatif sembuh 7949 pasien, kasus confirm 8697 pasien. Surabaya Raya kasus kumulatif kesembuhan kita jumlah sembuhnya termasuk di urutan nomor dua. Kalau kasus kematian di Sidoarjo nomor 1 dibandingkan Surabaya dan Gresik," paparnya kepada SuaraJatim.id, Senin (25/1/2021).

Baca Juga:Masyarakat Harus Patuh! Trenggalek Perpanjang Masa PPKM Hingga 8 Februari

"Sehingga ketika pemerintah menerapkan lagi perpanjangan PPKM ya menurut saya sangat setuju untuk dilakukan," katanya.

Syaf menjelaskan, penyebaran kasus positif Covid-19 di Sidoarjo setiap harinya sejak PPKM diterapkan pada 11 Januari 2020, terjadi peningkatan 15-20 orang setiap harinya. Padahal, kegiatan promosi kesehatan (promkes) dan operasi yustisi terus dilakukan oleh instansi terkait.

"Promkes ke masyarakat sudah bergerak semenjak kemunculan Covid-19 dan dikuatkan mulai tanggal 11 Januari lalu. Mulai ditajamkan sosialisasi 5M di masyarakat. Kemudian disambung teman-teman Satpol PP, Polres, Kodim untuk yustisi," kata dia.

Meski PPKM ada, peningkatan kasus positif Covid-19 posisinya masih di rata-rata. Di Sidoarjo sempat ada perubahan zona di tiap kecamatan, namun akhrinya kembali ke warna asal.

"Posisi tetap, rata-rata oranye ada yang seminggu balik kuning. Ada yang merah, seminggu lagi balik oranye. Kenaikannya 77, 7 persen," ujarnya.

Baca Juga:PPKM Jilid 1 di Jateng, Ganjar Klaim Keterpakaian Rumah Sakit Turun

Syaf mengatakan, fasilitas bed di Sidoarjo sudah terisi sebanyak 86 persen. Meski ada penambahan kasus, bed masih tersedia. Dalam artian apabila ada peningkatan mendadak masih ada tempat isolasi.

"Kita didukung hotel, ada 60 kamar dengab 120 tempat tidur. Sampai sekarang masih, terisi 53 orang. Jadi istilahnya hotel masih longgar. Mudah-mudahan tidak meningkat," ucapnya.

Syaf melanjutkan, sebetulnya beberapa rumah sakit di Sidoarjo sudah msngusulkan untuk dijadikan sebagai RS rujukan pasien Covid-19. Pihaknya tengah melaporkan hal tersebut ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk mendapatkan persetujuan.

"Itu (permintaan RS rujukan) sudah saya laporkan apakah bisa diusulkan ke gubernur untuk bisa jadi rs rujukan atau tidak," jelasnya.

Kendati demikian, Syaf mencatat bahwa kasus di Sidoarjo selama dua hari ini sudah ada penurunan. Dengan demikian diharapkan penyebaran Covid-19 bisa ditekan dan penambahan kasus positif juga bisa menurun.

"Dua hari ini turun mudah-mudahan baik. Harapannya hari ini mudah-mudahan bisa di bawah angka sebelumnya. Meski begitu masyarakat tetap harus menerapkan 3M atau 5M," pungkasnya.

Kontributor : Arry Saputra

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini