SuaraJatim.id - Pelapor kasus ujaran kebencian yang dilakukan Ustaz Maaher At-Thuwailibi alias Soni Ernata, Waluyo Wasis Nugroho, menyampaikan duka cita atas wafatnya tokoh kontroversial tersebut.
Waluyo yang juga sebagai Sekretaris Jenderal Patriot Garuda Nusantara (PGN) Jawa Timur ini mendoakan meninggalnya Maaher dalam keadaan khusnul khotimah, diampuni dosa-dosanya dan diterima seluruh amal ibadahnya.
"Ikut berbela sungkawa, turut berduka cita atas meninggalnya Ustaz Maaher, semoga husnulkhatimah," kata Waluyo, saat dikonfirmasi, Selasa (9/2/2020).
Waluyo pun berniat mengikuti tahlilan jika pihak keluarga Maaher akan menggelarnya. Apabila tidak menggelar maka dia sendiri akan tahlilan pada 7 atau 40 hari kematiannya.
Baca Juga:Sebelum Ditahan & Meninggal, Ustadz Maaher Sakit, Harus Rawat Jalan 9 Bulan
"Secepatnya insyaallah, kalau memang ada tahlilan di kediamannya kami akan datang di tahlilan itu. Kalau tidak mungkin kami akan tahlilan sendiri di tempat kita, mungkin 7 hari atau 40 harinya," kata dia.
Waluyo mengaku telah memaafkan perbuatan Maaher yang telah melakukan penghinaan terhadap KH Abdurrahman Wahid atau kerap dipanggil Gus Dur dengan sebutan kiai buta. Selain itu menyebut Habib Luthfi bertambah cantik lantaran megenakan kain surban.
"Sudah sejak awal sebagai sesama muslim saya maafkan, cuma saya komitmen bahwa hukum harus dijunjung tinggi," kata dia.
Waluyo berpesan bahwa pelaporan yang dia lakukan diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi siapa saua agar lebih bijak dalam bersosial media. Penghinaan terhadap guru bangsa dan ulama jangan sampai terulang kembali.
"Saya melaporkan Maaher bukan karena saya benci, tapi saya berikan pelajaran kepada generasi ke depan agar tidak menjadi contoh yang buruk, agar lebih menghormati orang tua, guru bangsa dan ulama-ulama kita," ucapnya.
Baca Juga:Maaher Rekan Satu Sel Wafat, Gus Nur: Saya 4 Bulan di Sini, Mohon Pak Hakim
Ia pun berharap, para jemaah Maager untuk kembali kepada Islam Nusantara, Pancasila, serta menjaga kesatuan bangsa.
"Jemaah Ustaz Maaher semoga kembali kepada Islam Nusantara dan Pancasila sebagai falsafah hidup berbangsa bernegara, jaga persatuan dan kesatuan bangsa demi Islam indonesia yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur," pungkasnya.
Untuk diketahui, Soni Eranata atau akrab dikenal dengan sapaan Ustaz Maaher At-Tahuwailibi meninggal dunia pada Senin (8/2) malam saat sedang menjalani masa penahanannya di rumah tahanan negara (Rutan) Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.
Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono menuturkan Maaher memang sempat mengeluhkan sakit sebelum menjalani pelimpahan tersangka dan berkas perkara (tahap dua) terkait kasus yang menjeratnya saat ini ke Kejaksaan.
Argo mengklaim Maaher sudah mendapat perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kontributor : Arry Saputra