Direkam Video, Guru Voli di Lamongan Perkosa Murid Lebih dari 10 Kali

Tersangka telah melakukan tindakan tersebut lebih dari 10 kali.

Dwi Bowo Raharjo
Rabu, 10 Februari 2021 | 10:23 WIB
Direkam Video, Guru Voli di Lamongan Perkosa Murid Lebih dari 10 Kali
AKBP Miko Indrayana saat mengintograsi tersangka. (ist)

SuaraJatim.id - Polres Lamongan membekuk Falakhi (26), guru Ekstrakurikuler voli terkait kasus pemerkosaan terhadap muridnya sendiri. Warga asal Desa Dadapan, Kecamatan Solokuro itu tega merenggut keperawanan siswinya yang masih di bawah umur.

Kapolres Lamongan, AKBP Miko Indrayana mengatakan pria yang masih berstatus bujang itu melakukan aksi bejatnya di rumahnya. Pada awalnya korban diajak tersangka ke rumahnya untuk diajak makan dan minum ice cream. Setelah itu tersangka merayu korban untuk berhubungan badan.

"Berdasarkan hasil penyidikan, tersangka telah melakukan tindakan tersebut lebih dari 10 kali. Dimulai pada mulai bulan Maret 2019, sampai bulan Oktober 2021," ujar Miko seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id - jaringan Suara.com, dalam konferensi pers, Rabu (10/2/2021).

Dalam aksinya korban juga merekam video kemudian discrenshoot dan disebarkan kepada guru-guru, keluarga dan teman-teman korban.

Baca Juga:Pencabul Anak di Lampung Timur Dihukum Kebiri Kimia, Ini Kata Kejaksaan

"Akhirnya foto itu menyebar di media sosial, hingga membuat korban malu dan mengalami beban moral. Mengetahui anaknya dicabuli, akhirnya orang tua korban melapor ke Polres Lamongan," ujar Alumnus Akademi Kepolisian 2001 ini.

Setelah mendapat laporan tersebut, tegas Miko, petugas Satreskrim Polres Lamongan langsung bergerak cepat melakukan penangkapan tersangka di rumahnya pada hari, Kamis tanggal 28 Januari 2021, pukuk 15. 30 WIB.

"Tersangka dijerat pasal berlapis, diantaranya pasal 81 ayat 1 dan 2, dan atau pasal 82 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan pasal 145 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomer 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini