Dinas Perdagangan Pastikan Cabai Dicat Tidak Ada di Pasar Banyuwangi

Gegara viral video cabai dicat di Banyuwangi Jawa Timur kondisi pasar tradisional bergejolak.

Muhammad Taufiq
Kamis, 25 Maret 2021 | 13:31 WIB
Dinas Perdagangan Pastikan Cabai Dicat Tidak Ada di Pasar Banyuwangi
Viral cabai merah palsu, ternyata dicat warna. [Foto: tangkapan layar Instagram/@bwi24jam]

SuaraJatim.id - Gegara viral video cabai dicat di Banyuwangi Jawa Timur kondisi pasar tradisional bergejolak. Oleh sebab itu Dinas Perdagangan Kabupaten Banyuwangi pun menutunkan tim memantau kondisi pasar.

Mereka memastikan tidak ada cabai dicat masuk pasar daerah di wilayah Banyuwangi. Monitoring pasar pun terus dilakukan tim Dinas Perdagangan yang disebar di seluruh pasar di Banyuwangi.

Hal ini seperti disampaikan Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskopumdag), Salim. Ia mengatakan, semenjak ada informasi cabai dicat, pihaknya memberikan perintah tegas kepada tim monitoring di 15 pasar daerah agar melakukan pengawasan secara intensif.

"Tim kami mencari informasi yang sebenarnya, agar supaya pasar yang selama ini kita bina tetap dalam kondisi aman, jangan sampai masyarakat membeli cabai yang dicat," ungkap Salim, seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Kamis (25/3/2021).

Baca Juga:3.000 Ton Beras Impor Vietnam Ngendon di Banyuwangi Sejak 2018

Sampai saat ini, kata dia, pihaknya tidak menemukan beredarnya cabai yang dicat masuk pasar. Meski demikian, monitoring tetap dilakukan mengantisipasi adanya cabai dicat masuk pasar.

"Dinas Perdagangan dalam hal ini melakukan pengawasan kepada pasar, dimana pasar banyak konsumen, banyak pedagang, jangan sampai pasar dimasuki barang-barang yang tidak aman," sebutnya.

Diketahui, beberapa hari terakhir Banyuwangi dihebohkan adanya cabai yang dicat, video cabai dicat juga viral di media sosial. Kepolisian Banyuwangi juga tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan temuan cabai dicat yang viral tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini