SuaraJatim.id - Harga telur di pasaran memang sedang hancur lebur. Hal ini membuat para peternak telur frustasi karena terus merugi.
Salah satunya seorang peternak telur di Lamongan Jawa Timur. Mereka kelimpungan tak berkutik setelah harga telur di pasaran terjun bebas hingga Rp 14 ribu per kilogram.
Padahal, harga normal sebelumnya berada di kisaran Rp 20 ribu. Hal ini tentu memukul bisnis ternak telur ayam Hardi di Desa Mojosari, Kecamatan Mantup.
Ia menegaskan, harga jual telur saat ini sangat murah dan tidak sebanding dengan biaya produksi, mulai kebutuhan pakan hingga biaya perawatan.
Baca Juga:Viral Wanita Bagikan Tutorial Masak Tanpa Pakai Api, Publik: Mempersulit Hidup
"Ongkos produksi jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual. Ini yang membuat peternak semakin terpuruk," kata Hardi, dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Senin (6/9/2021).
Hardi mengaku telah melakukan berbagai cara untuk meminimalisir kerugian, salah satunya dengan menyiasati pemberian pakan. Namun upayanya itu tetap tidak mampu menyelamatkannya dari kerugian.
Hardi menaksir kerugian per 1000 ekor ayam mencapai Rp 10 hingga 15 juta. Dan bila ditotal sejak awal Agustus hingga awal bulan ini, kerugian telah mencapai Rp 100 juta.
"Peternak akan dapat untung jika harga telur Rp 20 ribu ke atas per kilogram. Sekarang ini tidak seimbang, antara biaya pakan dan dengan harga jual telur. Ajur mas," kata Hardi yang memiliki 3.000 ekor ayam tersebut.
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, Hardi terpaksa menjual ayam-ayam yang masih produktif. Ia mengaku tidak memiliki pilihan lain untuk bisa bertahan.
Baca Juga:Pahlawan PSIS Semarang, Rian Ardiansyah Persembahkan Gol Indah untuk Mendiang Ibu
"Mau dengan cara apa lagi, agar peternak ayam petelur ini terbantu dengan harga yang wajar," ujarnya.
Selain itu, Hardi juga membiarkan telur-telur yang dihasilkan tergeletak begitu saja di kandang baterai dan warga diundang untuk mengambil telur secara gratis.
"Dari pada dijual murah, mending diberikan kepada warga yang membutuhkan saja, anggap saja sedekah," kata Hardi menegaskan.
Warga pun menyambut gembira pola sedekah yang dilakukan peternak ayam dengan memberikan telur gratis tersebut
"Ini tadi dikasih tahu Pak Tono (seorang pekerja di kandang) kalau ada pembagian telur gratis. Tapi suruh ambil sendiri, jadi langsung ke sini," kata Sholikhah, salah satu warga yang mengambil telur gratis.
Sementara sejumlah peternak ayam petelur lain di Lamongan juga ada yang mengosongkan kandangnya. Mereka merasa putus asa dengan hancurnya harga telur.