Pengguna Aplikasi E-Commers Indonesia Terbesar Ketiga Dunia, Fix Orang Kita Doyan Belanja

Data terbaru pasar aplikasi e-commerce android dunia menunjukkan, Indonesia menjadi negara terbasar ketiga dengan kontribusi 8 persen secara global.

Muhammad Taufiq
Rabu, 13 Oktober 2021 | 16:52 WIB
Pengguna Aplikasi E-Commers Indonesia Terbesar Ketiga Dunia, Fix Orang Kita Doyan Belanja
Ilustrasi e-commerce / online shop (pexels)

SuaraJatim.id - Data terbaru pasar aplikasi e-commerce android dunia menunjukkan, Indonesia menjadi negara terbasar ketiga dengan kontribusi 8 persen secara global.

Ini merupakan data pada Januari 2020 hingga Juli 2021. Peningkatan ini jelas mengatrol posisi Indonesia di tengah iklim pasar aplikasi e-commerce yang tumbuh 70 persen. Indonesia hanya kalah dari Brazil (19 persen) dan India (17 persen).

Diluar dugaan, Indonesia justru mengalahkan Amerika dan Rusia. Demikian laporan perusahaan atribusi global AppsFlyer dalam Laporan State of eCommerce App Marketing 2021.

Laporan itu menyoroti pertumbuhan konsumen di Indonesia yang membelanjakan uang lewat aplikasi mobile, terutama pada masa liburan. Sementara itu, AS, Brasil, dan Rusia merupakan tiga besar untuk pasar e-commerce perangkat iOS.

Baca Juga:Cari Rumah Idaman Makin Mudah dengan Pinhome

Laporan State of eCommerce App Marketing 2021 AppsFlyer menghimpun data dari 1,7 miliar instalasi aplikasi e-commerce di Asia Pasifik, dari 920 aplikasi dan 9 miliar konversi upaya remarketing pada Januari hingga Juli 2021.

Pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku masyarakat dan memaksa konsumen mengadopsi cara berbelanja baru, sehingga marketer e-commerce juga harus ikut beradaptasi, terutama semasa periode liburan.

Menurut laporan tersebut, konsumen di Indonesia merespons kampanye iklan pada masa liburan secara positif, dengan angka instal non-organik (NOI - Non-organic Install) terbesar yang terlihat pada bulan Mei 2020 (Ramadhan) serta Desember 2020 (Natal dan Tahun Baru).

"Marketer aplikasi e-commerce harus membidik peluang dari posisi Indonesia sebagai ekonomi aplikasi yang berkembang untuk berinvestasi secara besar pada kampanye iklan, terutama dengan meningkatnya permintaan aplikasi e-commerce dan rataan biaya marketing per install yang relatif rendah," kata Senior Customer Success Manager APAC, AppsFlyer, Luthfi Anshari, dalam pernyataan resmi, dikutip Rabu.

Periode liburan di Indonesia juga telah mendorong pembelian dalam aplikasi (in-app purchase) e-commerce. Meskipun terdapat peningkatan pembelanjaan sebesar 116 persen secara keseluruhan di negara ini pada Januari - Juli 2021, lonjakan pembelanjaan tercatat terjadi pada masa Ramadhan (Mei dan April 2021) dan juga pada periode Natal (Desember 2020), dengan penghasilan melonjak hingga 32 persen.

Baca Juga:Transaksi Ekonomi Digital RI Nomor Wahid di ASEAN, Menko Airlangga Berharap Ini

Peningkatan dari upaya pemasaran ini terbayarkan; sejak Januari 2020 hingga Maret 2021, Indonesia memiliki peningkatan NOI lebih dari dua kali lipat dari 4,4 persen menjadi 9,4 persen--peningkatan yang terbesar dibanding negara lain di Asia Tenggara.

Biaya akuisisi pengguna juga turun dari 0,90 dolar AS pada tahun 2020 menjadi hanya 0,60 dolar AS pada tahun 2021, karena rasio konversi yang lebih tinggi dan pembelanjaan pemasar lebih sedikit per instalasi.

Disamping itu, konversi remarketing iOS di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 98 persen dari April ke Juli 2021, sedangkan konversi remarketing Android mengalami penurunan sebesar 4,4 persen.

Dan itu bertolak belakang dengan angka global yang menunjukan penurunan sebesar 22,4 persen pada konversi remarketing iOS, dan peningkatan 8,2 persen pada Android di periode yang sama. ANTARA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini