BPBD Pasang Rambu Jalur Evakuasi di 20 Desa Rawan Banjir

Hulu Sungai Konto ada di Gunung Kelud. Sungai ini juga merupakan jalur lahar Gunung Kelud.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 21 Desember 2021 | 22:55 WIB
BPBD Pasang Rambu Jalur Evakuasi di 20 Desa Rawan Banjir
Pemasangan jalur evakuasi di sepanjang Sungai Konto, Jombang. [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memasang rambu jalur evakuasi di 20 desa sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Konto. 

Hulu Sungai Konto ada di Gunung Kelud. Sungai ini juga merupakan jalur lahar gunung berketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut (Mdpl) tersebut. 

Pemasangan rambu evakuasi juga menyusul ditetapkannya 20 desa tersebut sebagai Destana (Desa Tangguh Bencana).

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kabupaten Jombang Syamsul Bahri menjelaskan, rambu jalur evakuasi sangat penting sebagai bagian mitigasi dan meminimalisasi risiko bencana.

Baca Juga:Truk vs Truk di Jombang, Satu Warung Hancur dan Pemilik Luka Parah

“Hari pertama kita melakukan pemasangan (rambu evakusi) di Kecamatan Gudo dan Bandarkedungmulyo,” kata Syamsul mengutip adri Beritajatim.com --jejaring media Suara.com, Selasa (21/12/2021).

Rincian 20 desa rawan terdampak bencana, meliputi Kecamatan Ngoro, Gudo, Bandarkedungmulyo, serta Kecamatan Perak. Kecamatan Ngoro dibentuk enam Destana. Masing-masing Desa Ngoro, Genukwatu, Pulorejo, Banyuarang, Kauman, serta Desa Jombok.

Kemudian di Kecamatan Gudo terdapat empat desa. Meliputi Desa Begasur Kedaleman, Gudo, Wangkalkepuh, serta Desa Pucangro.

Lalu di Kecamatan Perak terdapat tiga desa, yakni Jatiganggong, Kepuhkajang, dan Sumberagung. Sedangkan di Kecamatan Bandarkedungmulyo terdapat tujuh Destana. Masing-masing Desa Barongsawahan, Kayen, Gondangmanis, Bandarkedungmulyo, Mojokambang, Pucangsimo, serta Desa Brodot.

“Desa-desa ini berada di sepanjang aliran Sungai Konto,” sambungnya.

Baca Juga:Tersangka Kasus Pencabulan, Praperadilan Putra Kiai di Jombang Ditolak

Selain dari BPBD, pemasangan rambu tersebut juga melibatkan relawan FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) tingkat kabupaten dan desa setempat, serta Fasdes (Fasilitator Desa) Destana. Syamsul menambahkan, dibentuknya Destana untuk meningkatkan kemampuan warganya mengenali ancaman bencana di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini