SuaraJatim.id - Perguruan silat PSHT dan Pagar Nusa di seluruh kecamatan Kabupaten Banyuwangi terus menyerukan perdamaian, pasca bentrok yang terjadi di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo. Insiden tersebut menewaskan seorang pendekar.
Terbaru, dua perguruan silat masing-masing di Kecamatan Songgon, Srono, Tegalsari, Singojuruh, Wongsorejo, Kabat, Glagah, Blimbingsari, Sempu, Gambiran serta Banyuwangi Kota menggelar deklarasi damai serentak, Selasa (15/3/2022).
Humas PSHT Banyuwangi, Ali Nurfatoni mengatakan langkah ini sebagai tindak lanjut upaya damai sejak pasca terjadinya bentrok beberapa waktu lalu, sebab segala bentuk pertikaian dalam persoalan ini harus berakhir dengan damai dan kondusif.
"Agar situasi Kamtibmas bisa betul-betul kondusif, maka semuanya diminta untuk melakukan proses ikrar bersama," kata Qli Nurfatoni, Selasa (15/3/2022).
Baca Juga:Polisi Jaga Tiga Titik Pintu Masuk Banyuwangi, Cegah Lanjutan Bentrok Perguruan Silat
Sementara itu, Humas dan Publikasi PC Pagar Nusa Banyuwangi, Rizki Alfian Restiawan menjelaskan komitmen untuk menciptakan Banyuwangi yang kondusif harus dipegang teguh bersama-sama.
"Ini cara dan upaya kami untuk mempersatukan dan mewujudkan Banyuwangi yang kondusif," ungkap Rizki Alfian.
Sebelumnya, kedua perguruan silat, PSHT Banyuwangi dan Pagar Nusa telah menyampaikan sejumlah poin imbauan kepada seluruh anggota perguruan.
Berikut imbauan PSHT.
1. Jangan terprovokasi informasi di media sosial yang dapat memecah belah sesama anak bangsa
Baca Juga:Bentrok Perguruan Silat di Banyuwangi Menewaskan Satu Orang, Begini Penjelasan Polisi
2. Tetap menjaga kondusifitas wilayah masing-masing
3. Memberdayakan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum
4. Senantiasa menjalin komunikasi dan silaturrahim dengan baik antar perguruan
5. Tetap satu barisan dan satu komando
Berikut pernyataan Pagar Nusa.
1. Jangan terprovokasi oleh berita-berita media sosial
2. Jangan membuat atau mengupload apapun yang menimbulkan provokatif
3. Tetap jaga kedamaian dan kerukunan agar tetap kondusif
4. Serahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib
5. Tetap jalin silaturahmi dengan baik antar perguruan
6. Komando tertinggi tetap Nahdlatul Ulama, jangan sampai bertindak sendiri-sendiri
7. Jaga persatuan, walau berbeda perguruan sejatinya kita adalah Satu Bangsa dan Satu Negara Indonesia.
Kontributor: Achmad Hafid Nurhabibi