Berbagai Macam Sanksinya Tak Digubris Rusia, Joe Biden Akan Minta Tolong Dunia Keroyok Putin

Sejak Rusia menyerang Ukraina dengan istilah 'Operai Militer', Amerika Serikat gencar menyerang habis-habisan dengan berbagai sanksi.

Muhammad Taufiq
Sabtu, 26 Maret 2022 | 16:11 WIB
Berbagai Macam Sanksinya Tak Digubris Rusia, Joe Biden Akan Minta Tolong Dunia Keroyok Putin
Pidato kenegaraan State of the Union Presiden Joe Biden (VOA Indonesia)

SuaraJatim.id - Sejak Rusia menyerang Ukraina dengan istilah 'Operai Militer', Amerika Serikat gencar menyerang habis-habisan dengan berbagai sanksi kepada negeri beruang merah.

Namun Rusia seolah tak menggubris sanksi Amerika tersebut. Mereka tetap saja membombardir sejumlah kota di Ukraina dengan dalih memerangi 'Neo-Nazi' tersebut sampai sekarang.

Terbaru, Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertolak ke Polandia dan akan berargume bahwa "dunia yang merdeka" menentang invasi Rusia di Ukraina.

Biden mengajak bersatu negara-negara ekonomi terbesar untuk menghentikan Presiden Rusia Vladimir Putin. Demikian disampaikan Gedung Putih.

Baca Juga:Invasi Militer ke Ukraina Belum Dihentikan, Amerika Serikat Ajak Dunia Bersatu Lawan Rusia

Setelah tiga hari menghadiri pertemuan dengan negara-negara sekutu di G7, Dewan Eropa dan NATO, serta mengunjungi pasukan AS di Polandia, Biden akan bertemu Presiden Polandia Andrzej Duda.

Usai terpilih sebagai presiden AS, Biden berjanji untuk memulihkan demokrasi di negaranya dan menyatukan negara-negara demokrasi untuk melawan para autokrat, termasuk Putin dan Presiden China Xi Jinping.

Invasi Putin di Ukraina pada 24 Februari telah menguji janjinya itu dan memicu kemungkinan munculnya Perang Dingin baru, tiga dekade setelah Uni Soviet runtuh.

Biden "akan menyampaikan pidato tentang upaya-upaya bersama dunia yang merdeka untuk mendukung rakyat Ukraina, menuntut tanggung jawab Rusia atas perang brutalnya, dan memperjuangkan masa depan yang didasari prinsip-prinsip demokratis," kata Gedung Putih dalam pernyataannya.

Pidato itu akan disampaikan di Warsawa, Polandia, yang pernah berada di bawah pengaruh Soviet selama empat dekade dan menjadi anggota aliansi pertahanan Pakta Warsawa, seteru NATO.

Baca Juga:Amerika Serikat Ancam Berikan Sanksi Kepada Siapa Saja yang Membantu Teknologi Militer Rusia

Polandia kini adalah bekas negara komunis terbesar yang menjadi anggota Uni Eropa (EU) dan NATO, aliansi pertahanan yang dibentuk untuk mengimbangi Uni Soviet.

Bangkitnya kelompok sayap kanan di Polandia dalam beberapa tahun terakhir telah memicu konflik dengan EU dan Washington, namun ancaman Rusia di perbatasannya telah menarik negara itu lebih dekat ke Barat.

Terpilihnya Biden membuat canggung pemerintah Polandia yang dikuasai kaum nasionalis, yang telah menjalin hubungan baik dengan pendahulu Biden, Donald Trump.

Namun, dalam ketegangan yang meningkat dengan Rusia sejak 24 Februari, Duda sepertinya berusaha melancarkan hubungan dengan Washington.

Pada Desember, dia memveto undang-undang yang menurut para kritikus dibuat untuk membungkam media penyiaran AS yang beroperasi 24 jam di negara itu.

Biden dan Duda akan bertemu secara pribadi dan diperkirakan akan membahas bagaimana mempersenjatai Ukraina dengan jet-jet tempur dan jaminan keamanan lainnya.

Washington, yang berusaha menghindari konflik langsung dengan Rusia, sebelumnya menolak tawaran Polandia yang akan menyerahkan jet-jet tempur MiG-29 buatan Rusia ke pangkalan militer AS di Jerman untuk digunakan angkatan udara Ukraina.

Polandia sekarang ingin mempercepat pembelian rudal Patriot, jet tempur F35, dan tank dari AS untuk militernya sendiri, dan mencari jaminan atas komitmen NATO untuk membela anggotanya.

"Yang paling penting, kami ingin jaminan pasti yang diberikan Amerika Serikat dalam kerangka aliansi," kata kepala Biro Keamanan Polandia Pawel Soloch, Jumat (25/3).

"Terutama di sini, di Polandia dan negara-negara sekawasan. Jika ada serangan ke Polandia, Amerika Serikat akan membela Polandia," katanya. ANTARA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini