Dosen UB Malang Sampai Nyerah Nasihati Mahasiswanya yang Dibekuk Densus 88: Dia Memang Atos...!

Salah satu dosen Jurusan Hubungan Internasional (HI) FISIP Universitas Brawijaya, Yusli Effendi, memberi pengakuan cukup mengejutkan terkait mahasiswanya berinisial IA.

Muhammad Taufiq
Selasa, 31 Mei 2022 | 13:55 WIB
Dosen UB Malang Sampai Nyerah Nasihati Mahasiswanya yang Dibekuk Densus 88: Dia Memang Atos...!
Universitas Brawijaya (UB) Malang. [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

"Dan kalau di tingkatan akademis semua ide itu dihormati. Ya kayak yang megang paham komunisme atau apa ya gak papa selama itu ada di pikiran," ujarnya menambahkan.

Yusli menambahkan, dia tidak setuju terkait pemberitaan selama ini bahwa IA adalah mahasiswa yang pintar.

"Saya tekankan gak pintar ya biasa IP 3 dan ikut kompetisi-kompetisi juga endak. (IA adalah) mahasiwa standard-standard saja," kata dia.

Sementara itu, pihak UB sebenarnya sudah membentengi mahasiswanya dengan program-program deradikalisme seperti gerakan anti radikalisme.

Baca Juga:Mahasiswa UB Malang Dibekuk Tim Densus Gegara Kepul Dana Buat ISIS, Begini Respons Keras Dosennya

Menanggapi itu, Yusli berpendapat, program itu tidaklah efektif jika bertujuan untuk mengubah paham radikalisme seorang mahasiswa.

Bahkan, lanjut dia, meskipun di kelas juga ada pelajaran seperti Pendidikan Pancasila pun tidak cukup untuk mengubah ideologis yang dipahami mahasiswa.

Dia menjelaskan alasannya, metode pengajaran program-program tersebut hanya sebatas di kelas. Waktu pengajaran pun cuma satu atau dua jam dilepas.

"Itu tidak terlalu efektif. Kelas besar juga. Cuma ceramah saja. Tapi memang ya kurang kuat dalam artian satu dua jam selesai kelasnya setelah itu dilepas. Ospek juga yang diberikan di fakultas lagi-lagi ya satu atau dua efisiensi jelas berkurang," paparnya.

Terpapar dari komunitasnya

Baca Juga:Sergio Silva Optimistis dengan Kekuatan Arema FC Musim 2022/2023

Sementara menurutnya, mahasiwa yang mempunyai ideologi radikalisme ini cukup kuat. Dia terpapar paham tersrbut dari komunitasnya atau orang sekitarnya lebih banyak dari pelajaran atau program radikalisme.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak