Saxoponist Prancis Bikin Jazz Gunung Bromo Romantis, Tapi Godblees Masih Menghipnotis

Penampilan musisi dunia dalam Jazz Gunung Bromo 2022

Muhammad Taufiq
Sabtu, 23 Juli 2022 | 07:54 WIB
Saxoponist Prancis Bikin Jazz Gunung Bromo Romantis, Tapi Godblees Masih Menghipnotis
Duo Weeger saxophonist Prancis [Foto: Suara.com]

SuaraJatim.id - Ribuan orang tiba-tiba saja hening ketika Duo Weeger: Bastien dan Timothe, saxophonist asal Prancis memainkan harmoni kombinasi bunyi-bunyi saxofon--yang lagunya bisa dibilang tidak dimengerti penonton itu.

"Ini lagu apa," celetuk pelan orang di samping. Kawannya di sebelah hanya menggeleng. Meskipun tak mengerti lagu yang dimainkan, namun mereka nampak menghayati syahdunya kombinasi tinggi-rendah bunyi klarinet bass dan saxofon sopran itu.

Bebunyian pendek-pendek dari instrumen alat musik tiup memang seperti membawa frekuensi gelombang yang membuat hawa dingin di Amfiteatre Jiwa Jawa Resort--lokasi Jazz Gunung Bromo--kian membekap. Mereka yang membawa pasangan duduknya bertambah erat, diam sambil sesekali memanggutkan kepala mengikuti irama.

Ada sejumlah instrumen lagu dibawakan musisi saxofon Prancis ini. Meskipun line up Duo Weeger ini cukup minimalis namun penampilan keduanya agaknya cukup menghibur di pembukaan Jazz Gunung Bromo 2022 ini, Jumat (22/07/2022).

Baca Juga:Is Pusakata Gemetaran Sepanggung dengan Achmad Albar dan Ian Antono di Jazz Gunung Bromo 2022

Tampil di panggung teatre di atas ketinggian 2000 meter, mereka nampak menikmati permainan di depan ribuan penonton. Suhu 13 derajat selsius tak membuat mereka grogi, "Merci..,terima kasih...," kata Timothee usai menutup komposisi instrumental terakhir mereka yang disambut tepuk tangan orang-orang.

Duo Weeger Prancis itu memang turut menyemarakkan festival Jazz tahunan di kawasan Bromo tersebut. Mereka tampil setelah dua line up grup jazz asal Surabaya dan Bali, yakni SweetSwingNoff dan Destiwi & Nesia Ardi.

Di tengah dinginnya suasana pegunungan kawasan Bromo Tengger, para Jamah Jazziah--sebutan bagi penikmat jazz gunung akan dihibur selama dua hari, 22-23 Juli 2022. Musisi-musisi jazz tanah air saling berkolaborasi dengan musisi dari genre berbeda.

Mohammad Istiqamah Djamad atau Mas Is Pusakata misalnya, telah tampil lebih dulu semalam dengan iringan grup musik Jazz Etnik, Ring of Fire Project Banyuwangi. Is membawakan lagu baru, salah satunya berjudul "Namamu Kueja Pelan-pelan" dan lagu lama, mulai dari "Akad" lalu "Perempuan dalam Pelukan".

Blue Fire juga berkolaborasi dengan dua legenda musik rock tanah air Achmad Albar dan Ian Antono--meskipun kombinasinya terkesan dipaksakan. Di situ unsur rocknya lebih kental ketimbang jazz-nya. Namun, para penonton tetap terhipnotis dengan cadasnya melody Ian Antono berpadu dengan ngerocknya suara Iyek--panggilan Achmad Albar.

Baca Juga:SweetSwingNoff Buka Jazz Gunung Bromo 2022

Penampilan Good Bless feat Blue Fire Priject [Foto: Suara.com]
Penampilan Good Bless feat Blue Fire Priject [Foto: Suara.com]

Kombinasi dua punggawa grup band GodBless feat Blue Fire sebagai penampil penutup semalam memang menyisakan catatan. Kolaborasi Rock-Jazz yang semula diramalkan bakal memberikan kejutan, nyatanya kurang begitu terasa. Unsur jazznya tereduksi dengan gebukan dram dan melodi. Iringan saxofon juga sangat minimalis.

Justru yang cukup 'bunyi' suara tablanya. Meskipun begitu, GoodBless tetaplah GodBess. Bagi penonton agaknya perpaduan itu tidak penting lagi. Ketika lagu "Semut Hitam, Zakia dan Rumah Kita" dinyanyikan, para penonton yang semula tenang segera menyalak, bediri dan berjingkrak-jingkrak.

Pada akhirnya, seperti kata Butet Kataradjasa, yang penting penonton terhibur. Jazz itu, kata dia, satu genre musik yang memungkinkan untuk improvisasi dengan segala genre musik. Instrumen musik bisa apa saja dan genre apa saja.

"Tapi ketika tiba-tiba bertemu dalam satu 'ngeng' dalam istilahnya Djaduk (almarhum adiknya), intuisinya bertemu," kata Butet mengomentari kekhawatiran kombinasi Godbless feat Blue Fire bakal gagal.

"Jadi 'tai' semua itu batas-batas teritori. Itu tugas kritikus musik dan akademisi. Mereka boleh mengkotak-kotakkan, menggolong-golongkan. Tapi bagi kami praktisi tidak ada pengkotak-kotakkan, yang penting semua terhibur dan biarkan musik yang bicara," katanya dalam sesi jumpa pers selumnya.

Itu cerita kemarin. Lalu sore ini, Sabtu 23 Juli 2022, para jamaah jazzian tentu akan menikmati kejutan lain. Mereka bakal dihibur dengan penampilan Jogja Hiphop Foundation, kemudian Andien, Gilang Ramadhan, Komodo Project, Andre Dinuth, dan Aditya Ong. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini