SuaraJatim.id - Tradisi sumbangan dalam hajatan pernikahan sudah menjadi tradisi yang sudah tertanam dalam masyarakat.
Nyumbang juga merupakan tradisi masyarakat Jawa, untuk membantu sesama yang sedang mempunyai hajat. Nyumbang biasanya berwujud pemberian barang dalam bentuk materi baik uang maupun barang.
Biasanya, uang yang diberikan dimasukkan ke dalam amplop. Nantinya amplop tersebut akan dimasukkan ke dalam kotak yang sudah disiapkan oleh si empunya hajat.
Namun, hal itu berbeda dengan tradisi di Madura, Jawa Timur ini.
Jika umumnya uang sumbangan dimasukkan amplop, berbeda hal dengan di Madura. Uang yang disumbangkan justru diperlihatkan dengan cara ditempel di sebuah batang bambu.
Hal itu seperti yang terlihat dalam video yang diunggah oleh akun instagram @andreli_48.
Dalam video terlihat suasana di sebuah pesta pernikahan. Namun ada hal yang menarik.
Terlihat sebuah pagar yang terdiri dari selebaran uang kertas.
Uang tersebut ditempel di antara batang bambu kemudian ditancapkan di pelepah pisang. Dalam satu batang bambu bisa terdapat beberapa lembar uang. Selain itu juga terdapat kertas yang bertuliskan nama si penyumbang.
Rata-rata uang yang diberikan yakni dengan nominal Rp 100 ribuan dan Rp 50 ribuan. Namun ada juga yang memberikan uang dengan nominal Rp 20 ribuan dan Rp 5 ribuan.
Uang-uang tersebut ditancapkan di pelepah pisang hingga membentuk seperti pagar. Pelepah pisang itu pun ditata didekat tenda pernikahan.
Hal itu merupakan sebuah tradisi di Madura yang bernama Sogukan atau Sogug.
Sogug sendiri adalah prosesi memberikan uang sumbangan, atau di jawa dikenal sebagai buwuhan. Skan tetapi ada prosesi yang unik dari tradisi sogug, yaitu diiringi tradisi gending, musik dan lebih terkesan terbuka tidak tertutup seperti dalam tradisi Jawa.
Unggahan tersebut pun ramai komentar dari warganet.
"gua jadi minder, kalau kondangan 20 ribu pakai duit 2 ribuan," ujar pranowo***
"fiks, pagar duit yang nyata bukan kaleng-kaleng," kata yakuza***
"yang nyumbang 5 ribu auto minggir," kata tama***
"kira-kira mereka yang nyumbang besar itu ikutan protes kenaikan BBM nggak ya," komen satria***
"mungkin ini salah satu pertimbangan pemerintah menaikkan harga BBM," imbuh asrul***
"madura mah tiada lawan," ujar ella***
"orang madura kalau ada hajatan tidak diragukan lagi sifat royalnya. Saya pernah ikut rombongan nikah tetangga saya ke bangkalan, hiburannya cuma orgen tunggal biduan satu, tapi sawerannya gila. Rata-rata bawa uang segepok paling kecil 20 ribu, biduan disuruh ambil sendiri. Rombongan kami dipersilahkan naik panggung langsung insecure semua," kata ap***
Kontributor : Fisca Tanjung