10 Muharam Jatuh Tanggal Berapa? Ini Amalan Sunah yang Dianjurkan

Muharam termasuk dalam salah satu bulan yang diistimewakan dalam Islam. Banyak peristiwa penting terjadi di bulan tersebut.

Baehaqi Almutoif
Kamis, 11 Juli 2024 | 11:58 WIB
10 Muharam Jatuh Tanggal Berapa? Ini Amalan Sunah yang Dianjurkan
Seorang pria memanjatkan doa. (Pixabay/iqbalnuril)

SuaraJatim.id - Muharam termasuk dalam salah satu bulan yang diistimewakan dalam Islam. Banyak peristiwa penting terjadi di bulan tersebut.

Beberapa di antaranya, mulai dari diterimanya taubat Nabi Adam AS, Nabi Nuh berlabuh di bukit Zuhdi usai banjir bandang, hingga selamatnya Nabi Ibrahim AS dari api yang membakarnya.

Umat muslim dianjurkan untuk menjalankan sejumlah amalan sunah, terutama di Hari Asyura.

Asyura merupakan hari kesepuluh pada Bulan Muharam dalam penanggalan Hijriah. Beberapa hadist menyarankan untuk berpuasa di hari tersebut.

Baca Juga:Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan? Simak Penjelasan, Hukum Aturan dan Waktu Idealnya

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: "Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam." (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Anjuran puasa juga tercantum dalam kitab Fathul Mu'in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari yang menyarankan untuk berpuasa Asyura pada 10 Muharram dan puasa Tasua pada 9 Muharram.

10 Muharam Jatuh Tanggal Berapa?

Terdapat perbedaan penetapan Tanggal 1 Muharam 1446 H. Organisasi Islam Muhammadiyah yang memakai hitungan hisab menetapkan awal tahun baru Hijriah pada 7 Juli 2024. Maka bila dihitung 10 Muharam 1446 H akan jatuh pada 16 Juli.

Baca Juga:Niat Puasa Syawal, Menyambung Pahala Ramadhan

Sementara itu, organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) yang memakai rukaytul hilal menetapkan 1 Muharam 1446 H sehari setelahnya, yakni pada 8 Juli 2024. Hal ini diambil dengan dasar istikmal yang tertuang dalam Surat Keputusan Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) nomor 002/SK/LF-PBNU/X/2022.

Artinya, menurut organisasi NU Tanggal 10 Muharam 1446 H akan jatuh pada 17 Juli 2024.

Amalan Hari Asyura

Umat Muslim dianjurkan untuk menjalankan sejumlah amalan di Hari Asyura. Mengutip dari akun Instagram Ponpes Salafiah, Pasuruan, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan.

Salah satunya puasa di Hari Tasua dan Asyura. Selain itu, umat Islam juga dianjurkan berdoa dan membaca zikir setelah salat subuh dan magrib di Hari Asyura.

Berikut ini niat puasa Tasua:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ تَسُوْعَاءٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin min yaumi tasuu-'aa-in sunnatan lillahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya niat berpuasa sunnah hari Tasua esok hari karena Allah Ta'ala."

Berikut niat puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati 'Asyura lillahi ta'ala

Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Lillahi ta'ala."

Zikir dan doa yang bisa diamalkan di Hari Asyura:

(70x) حَسْبُنَااللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

سُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَالْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَاوَزِنَةَالْعَرْشِ
لاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجَأَ مِنَ اللَّهِ اِلاَّ اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَالشَّفْعِ وَالْوِتْرِ
وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَانَسْأَلُكَ السَّلاَمَةَبِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ
وَهُوَحَسْبُنَ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

“Hasbunallahu wani’mal wakiilu ni’mal maulaa wani’man nashiiru Subhanallahi mil-al miizaani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridhaa wazinatal ‘arsyi Laa malja-a walaa manja-a minallahi illa ilaihi subhaanallahi ‘adadasy syaf’ir wal witri Wa ‘adada kalimaatillahittaammaati kulliha nas-alukas salaamata birahmatika yaa arhamar raahimina Walaa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiimi Wa huwa hasbuna wa ni’mal wakiilu ni’mal maulaa wa ni’man nashiiru Wa shallalahu ‘alaa sayyidina muhammadin wa ‘alaa aalihi washahbihii wasallam”

Artinya: “Cukuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Maha Suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan ‘arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, kami memohon keselamatan dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan Dialah yang mencukupi kami, sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, teriring keluarga dan sahabat beliau.”

Bacaan zikir dan doa Asyura. [Instagram/PP Salafiyah Pasuruan]
Bacaan zikir dan doa Asyura. [Instagram/PP Salafiyah Pasuruan]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini