60 Hari Keliling Jatim, Ini yang Didapat Risma-Gus Hans

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), telah menghabiskan 60 hari terakhir turun langsung ke masyarakat.

Baehaqi Almutoif
Sabtu, 23 November 2024 | 22:36 WIB
60 Hari Keliling Jatim, Ini yang Didapat Risma-Gus Hans
Paslon Gubernur Jatim Risma-Gus Hans saat bercakap-cakap dengan awak media. [Suarajatim/Dimas Angga]

SuaraJatim.id - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), telah menghabiskan 60 hari terakhir turun langsung ke masyarakat di seluruh penjuru Jawa Timur.

Melalui kampanye ini, mereka tidak hanya memaparkan visi dan misi, tetapi juga menyerap aspirasi langsung dari seluruh elemen masyarakat. Mulai dari petani, nelayan, guru, pedagang, dan elemen masyarakat. Dia mengaku ini mendapat gambaran nyata tentang permasalahan yang dihadapi warga Jawa Timur.

Risma-Gus Hans menemukan berbagai permasalahan yang perlu diselesaikan. Salah satunya keluhan terbesar berasal dari sektor pertanian.

Risma menjelaskan bahwa hampir di seluruh wilayah yang dia kunjungi, selain irigasi, petani mengeluhkan mahalnya harga pupuk dan rendahnya harga jual hasil panen.

Baca Juga:Survei Pilgub Jatim Versi Poltracking: Makin Mengerucut Jelang Detik-detik Akhir

"Saat petani membutuhkan pupuk, harganya mahal. Namun, ketika hasil panen dijual, harga yang diterima sering kali tidak sebanding dengan biaya produksi. Ini masalah mendasar yang harus kita selesaikan," ujar Risma di Surabaya, Sabtu (23/11/2024).

Mantan Mensos RI tersebut juga menyoroti pentingnya pengelolaan air untuk mendukung pertanian. Jawa Timur, menurut Risma, memiliki permasalahan serius terkait distribusi air. Di beberapa wilayah, kekeringan menjadi ancaman utama, sementara di tempat lain banjir melanda.

"Kita harus memperbaiki manajemen infrastruktur pengelolaan air. Saya rencanakan normalisasi sungai, pembangunan pintu air, dan pemanfaatan waduk agar petani tetap bisa menanam hingga tiga kali setahun," terangnya.

Tidak hanya sektor pertanian, nelayan juga menghadapi persoalan besar. Modal yang tinggi sering kali memaksa mereka berutang untuk melaut, sehingga hasil tangkapan lebih banyak digunakan untuk melunasi pinjaman.

"Ini adalah siklus yang harus kita putus. Kita akan membantu nelayan dengan program pinjaman berbunga rendah dan menciptakan sistem yang mempermudah akses pasar," jelas Risma.

Baca Juga:Pengamat: Ketokohan Khofifah-Emil Ternyata Jadi Magnet Pemilih Mataraman

Di bidang pendidikan, Risma mengungkapkan banyak orangtua mengeluhkan biaya sekolah yang mahal hingga mengakibatkan ijazah anak-anak mereka ditahan. Ada pula persoalan jarak sekolah yang jauh, sehingga anak-anak harus dipondokkan jauh dari keluarga.

"Solusinya adalah memastikan pendidikan gratis hingga SMA sederajat. Selain itu, kami akan meningkatkan kesejahteraan guru, khususnya di sekolah-sekolah berbasis agama," tegasnya.

Risma juga menemukan bahwa banyak sekolah madrasah menghadapi kendala terkait izin operasional yang tumpang tindih. Kondisi ini, menurutnya, harus segera diselesaikan agar para siswa mendapatkan pendidikan yang layak tanpa terganjal birokrasi.

Sementara itu, infrastruktur menjadi salah satu perhatian utama Gus Hans. Ia menyoroti masalah kemacetan di beberapa daerah, seperti Situbondo, serta kondisi jalan pegunungan yang berbahaya.

"Untuk daerah pegunungan, kami akan membangun terowongan agar transportasi lebih aman dan efisien. Sedangkan untuk wilayah pesisir, kami akan membangun tanggul laut yang juga berfungsi sebagai jalan," ujar Gus Hans.

Transportasi antar pulau juga menjadi fokus mereka. Menurut Gus Hans, banyak pulau-pulau kecil di Jawa Timur yang masih sulit diakses, baik untuk angkutan orang maupun barang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini