SuaraJatim.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa siap mempererat hubungan kerjasama dengan pemerintah Australia khususnya untuk penguatan manajemen koperasi dan UKM, supply chain, serta ketahanan pangan di Jawa Timur.
Hal itu ditegaskan Gubernur Khofifah usai menerima kunjungan H.E. Anne Aly yang menjabat sebagai Menteri Pembangunan Internasional, Menteri Multikulturalisme, dan Menteri UKM Australia. Dalam kunjungannya tersebut, Menteri Anne didampingi Duta Besar Australia untuk Indonesia Roderick Brazier dan Konsul Jenderal Australia di Surabaya Glen Askew di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (5/8).
"Hari ini kita mendapatkan kunjungan kehormatan dari Ibu Menteri tiga bidang sekaligus yaitu menteri untuk hubungan pembangunan internasional, menteri di bidang multikultur kemudian menteri di bidang UKM. Ketiganya langsung dikomandani oleh HE Anne Aly," kata Gubernur Khofifah.
"Dari kunjungan ini kita akan mendapatkan berita baik bagaimana kerja sama antara pemerintah Australia dan Indonesia terutama dari Jawa Timur," harapnya.
Baca Juga:Gubernur Khofifah di Hadapan Rektor Perguruan Tinggi PGRI Se-Indonesia: Komitmen Wujudkan SDM Unggul
Penguatan kerjasama yang ingin dibangun pertama adalah terkait manajemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (K-UKM). Menurutnya hal ini perlu dilakukan karena saat ini Presiden RI Prabowo tengah mengembangkan Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDMP) yang ada di setiap desa dan kelurahan di Indonesia.
"Di Jawa Timur ada 8.494 koperasi desa kelurahan yang dalam pengembangannya harus berseiring dengan UKM. Dengan adanya koperasi merah putih ini tidak boleh mematikan UKM dan koperasi lainnya," ujarnya.
Ia menjelaskan keberadaan KDMP bukan menjadi pesaing bagi UKM dan koperasi lainnya, tetapi justru hadirnya KDMP adalah mitra. Oleh sebab itu penguatan manajemen UKM dan Koperasi menjadi hal penting yang tidak bisa dikesampingkan.
Orang nomor satu di Jatim ini juga menyinggung pentingnya kelancaran proses-proses yang berjalan dalam rantai pasok karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap distribusi dari produsen dan konsumen. Karenanya manajemen _supply chain_ ini juga harus mendapatkan penguatan.
"Kita berharap bisa mendapat kesempatan untuk mengirim tim belajar di Australia terutama manajemen mata rantai pasok, tentu ini adalah sesuatu yang tidak sederhana," katanya.
Baca Juga:Mobil Listrik Premium Bikin Daerah Teriak, Potensi PAD Tergerus
Lebih dari itu Gubernur Khofifah menuturkan ketahanan pangan saat ini juga menjadi fokus pemerintah pusat dan Jawa Timur merupakan provinsi lumbung pangan dengan potensi besar yang mampu mendukung dalam mewujudkannya.
“Produksi beras, jagung, daging sapi, susu di Jawa Timur berkontribusi besar terhadap produksi beras, jagung, daging sapi, susu nasional,” jelasnya.
Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasinya atas bantuan Australia selama ini telah membantu penanaman dan budidaya jagung dengan bibit yang sangat bagus. Baginya hal ini selaras dengan fokus Presiden RI Prabowo Subianto dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
"Kalau program ini dilanjutkan akan sangat bagus sekali untuk dapat meningkatkan produktivitas jagung yang ada di Jawa Timur. Saat ini 35% produksi jagung di Indonesia dari Jawa Timur," ungkapnya.
Pun begitu dengan produksi susu Jatim. Saat ini produksi susu nasional hanya 21 persen dari kebutuhan nasional. Dari 21 persen susu nasional 60 persennya disumbang oleh Jawa Timur.
Oleh sebab itu, dirinya berharap Jawa Timur bisa mendapatkan penguatan manajemen koperasi susu sapi dari Australia untuk tim koperasi di Jawa Timur. Lebih dari itu, Gubernur Khofifah berharap peternak sapi perah Jatim juga bisa memiliki kesempatan yang sama.